Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Biarkan Stres Merebut Masa Kecil Anak Anda

Kompas.com - 26/01/2010, 16:03 WIB

KOMPAS.com — Di sekolah, di tempat les, di tempat bermain, bahkan di rumah pun, anak-anak terus mendapatkan tekanan untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal. Anak-anak seakan mendapat tuntutan untuk menjadi yang terutama dan tak pernah boleh menjadi yang terakhir. Dalam dunia yang penuh kompetisi seperti sekarang, mereka harus terus berjuang demi menjadi yang terbaik. Kita yang sudah dewasa saja jengah untuk terus berkompetisi semacam ini, apalagi anak-anak?

Sebuah survei yang dilansir oleh sebuah lembaga psikologi di Amerika, APA, mengenai stres pada anak menyatakan bahwa jika anak tidak segera diajarkan cara untuk mengatasi stres, maka kesehatannya akan terancam. Studi tersebut menyatakan bahwa setidaknya 8 dari 10 anak di Amerika mengalami stres dan gejala yang berkaitan dengans stres. Tampaknya para orangtua tidak menyadari benar bahwa anak-anaknya sedang stres.

Jika anak balita dan remaja tidak mencoba belajar menghadapi stres, maka hal tersebut akan bisa berdampak pada kesehatannya, baik psikis maupun psikologis secara jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, stres bisa menimbulkan kegelisahan pada anak yang berakibat mengompol, mudah marah, kesulitan untuk berfokus pada tugas sekolah, kekurangan tidur, dan kekebalan tubuh yang melemah. Begitu pun sakit yang berjangka panjang, seperti depresi di masa kecil. Jika tidak segera ditangani, stres pun bisa memengaruhi pertemanan dan keberhasilannya di sekolah. Lama-kelamaan stres pun akan menggerogoti kesehatan fisik dan emosi si kecil.

Apa yang bisa dilakukan para orangtua untuk menghadapi kemungkinan si kecil terbelenggu stres adalah kemauan para orangtua untuk mau memperhatikan kesehatan dan perubahan tingkah pada anak. Jika si kecil menunjukkan perubahan atau gejala-gejala stres maupun depresi, segeralah ajak ia untuk mengatasi kegelisahan tersebut, coba mulai dengan bicara padanya untuk kemungkinan mengeliminasi penyebabnya. Jika memungkinkan, ajari ia untuk mengurangi kadar stresnya dengan relaksasi ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com