Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menahan Keinginan Berbelanja? Bisa, Kok!

Kompas.com - 08/02/2010, 21:30 WIB

KOMPAS.com - "Berbelanja bisa menjadi semacam jalan singkat pelepas stres. Bahkan bisa menjadi semacam penumbuh rasa bangga, dan membuat Anda merasa bahwa Andalah yang mengendalikan hidup Anda," terang April Lane Benson, Ph.D., psikolog yang mendalami seputar kelainan dalam hal berbelanja kompulsif di situs Glamour. Supaya Anda bisa menahan diri agar tidak kebablasan berbelanja, simak caranya;

Window-shop tanpa uang
Rasa kegirangan sesaat pada pecandu berasal dari dopamine. Dopamine adalah zat kimiawi di dalam otak yang muncul ketika Anda melakukan suatu hal yang memuaskan. Perasaan euforia itu datang ketika Anda melakukan aktivitas yang memaparkan Anda pada sesuatu yang disukai. Misal, Anda melihat barang baru yang unik dan bagus di mata Anda. Agar tak terbujuk "kebaruan", cobalah untuk melakuan window-shop tanpa membawa uang berlebih maupun kartu kredit/debet. Jika Anda memang masih memikirkan barang tersebut setelah dua-tiga hari, coba datang kembali, kali ini Anda sudah melihat untuk kedua kalinya. Hal ini biasanya akan mengurangi rasa penasaran dan keinginan impulsif untuk membeli barang baru yang muncul di awal "pertemuan".

Jangan membuat ajang berbelanja sebagai acara sosial
Menurut penelitian, para pebelanja yang datang bertiga, memiliki kemungkinan 7 persen lebih tinggi untuk melakukan pembelian impulsif ketimbang mereka yang berbelanja sendiri atau berdua. Jika Anda memang butuh bantuan untuk memberi masukan akan pakaian apa yang paling tepat untuk Anda, ajaklah teman yang bukan tukang belanja, jadi ia bisa membantu Anda mengerem keinginan berbelanja dengan nasihat-nasihatnya.

Bayar dengan uang tunai
Kartu kredit memiliki kekuatan mengelabui orang untuk berpikir bahwa mereka tidak mengeluarkan uang, ungkap Sheryl Garrett, perencana keuangan dari serial On the Road. Anda bisa membeli sesuatu, lalu lupa bahwa Anda baru saja mengeluarkan uang, karena tagihannya baru tiba di rumah Anda berminggu-minggu kemudian. Sementara ketika Anda membeli barang dengan uang tunai, kesannya lebih mendalam. Merelakan lembaran-lembaran uang yang terlihat lebih terasa pedih di dalam dada. Secara rata-rata, orang yang membayar dengan uang tunai lebih hemat 12-18 persen tiap kali belanja ketimbang berbelanja dan membayar dengan kartu. Perlu diingat, jika Anda tak bisa membayar dengan tunai sekarang, kemungkinan terbesar adalah Anda memiliki kesulitan untuk membayar apa pun itu yang Anda beli, ujar Garrett.

Tunjuk pemicunya
Alihkan perhatian dari toko-toko yang biasanya membuat Anda tak tahan untuk tidak berbelanja. Misal, Anda merasa kesulitan untuk tidak berbelanja ketika tiba di toko buku, maka batasi diri Anda untuk belanja dengan maksimal jumlah uang atau jumlah buku. Kuatkan tekad Anda!

Petakan jalur toko
Makin banyak gang di dalam toko yang Anda lewati, makin banyak pembelian di luar rencana yang Anda lakukan. Keinginan untuk melakukan pembelian mendadak naik hingga 10 persen ketika Anda mengelilingi seluruh gang di toko. Karena ketika Anda mengelilingi seluruh gang di dalam toko itu, Anda akan melihat macam-macam barang, begitu pula penawaran khusus sehingga akhirnya akan membuat Anda makin tergoda. Rencanakan apa yang ingin Anda beli, termasuk letak-letaknya sebelum Anda pergi berbelanja. Pastikan Anda hanya melihat di gang-gang tersebut, tidak masuk gang lain.

Bedakan keinginan dan kebutuhan
Ketika Anda akan membeli barang, tanyakan pada diri Anda, apakah saya punya barang semacam ini di rumah? Apakah saya bisa hidup tanpa barang ini? Namun, memang masih baik untuk membeli barang yang Anda inginkan sesekali, tapi batasi, jangan sampai ternyata Anda sudah memiliki barang tersebut lebih dari 1 di rumah.

Buku harian belanja
Jika pengeluaran impulsif adalah hal besar bagi Anda, coba buat catatan pengeluaran Anda dan apa yang dirasa saat Anda mencatat barang-barang yang Anda beli tersebut. Lakukan hal ini setiap hari selama beberapa minggu, dan perhatikan polanya. Apakah Anda membeli kue 3 buah kue muffin setiap hari karena lapar atau karena ingin saja? Atau apakah Anda ke mal karena ada keperluan mendesak atau karena rasa ingin?

Kita memiliki kecenderungan berbelanja untuk mengatasi gejolak emosi. Ketika kita sedang merasa senang, atau sangat sedih, kita berusaha mengembalikan mood dengan melakukan hal yang kita sukai, seperti berbelanja. Para peneliti di Inggris mengatakan, bahwa para pebelanja merasa berbelanja bisa mengembalikan mood-nya, dan membuat mereka merasa menjadi orang yang mereka ingini.

Berikan waktu
Ketika Anda melihat celana yang bagus, dan ada keinginan untuk membeli, coba pegang barang tersebut, sambil berkeliling toko, setidaknya selama 15 menit. Celana itu akan mulai kehilangan rasa "wah"-nya jika Anda biarkan momen itu menghilang sebentar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com