Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trashion, Limbah Plastik Bernilai Ekonomi Tinggi

Kompas.com - 25/02/2010, 12:09 WIB

KOMPAS.com - Sampah plastik rumah tangga jika dikumpulkan dalam sebulan bisa mencapai puluhan, bahkan ratusan kilo. Padahal plastik butuh ribuan tahun untuk terurai jika sudah sampai di TPA. Bayangkan pengaruhnya bagi lingkungan. Tidak heran jika kampanye mengurangi plastik semakin gencar belakangan ini. Pilihan lain jika ingin menyelamatkan bumi adalah dengan mendaur ulang.

Cara pandang kreatif terhadap sampah sudah dimiliki ibu tiga anak, Heryanti Simarmata (40), sejak 2007. Ibu rumah tangga yang akrab disapa Yanti ini mengaku bakat alami dan kegemarannya dengan seni keterampilan membuatnya terpancing berkarya.

Karya sederhana dari sampah plastik rumah tangga membuka peluang besar bagi dirinya dan lingkungan. Yanti semakin dikenal banyak komunitas, perusahaan, lokal maupun internasional, sejak memunculkan ide mengubah sampah menjadi benda layak guna dengan label Trashion.

"Awalnya produk daur ulang sampah plastik ini menjadi juara I lomba pengolahan limbah kering program Jakarta Green & Clean tahun 2008. Sejak itu orang banyak kenal dan pesanan mulai berdatangan," papar Yanti kepada Kompas Female.

Yanti melibatkan ibu rumah tangga di kawasan tempat tinggalnya untuk mengolah limbah plastik ini. Misi awalnya adalah berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Kolaborasi kreativitas dan kemandirian usaha membesarkan ide Yanti menjadi tak sekadar aktivitas lingkungan.

Dengan tetap melibatkan komunitas yang kebanyakan kaum ibu, Yanti mengembangkan keterampilan daur ulang plastik hingga menjadi industri rumahan sekaligus membuka lapangan kerja. Bantuan modal dari Yayasan Unilever Indonesia berupa sebuah mesin jahit membantu usaha Yanti. Kini, Yanti punya lima mesin jahit di workshop-nya, 10 karyawan, dan jaringan komunitas penggiat daur ulang bermerek Trashion di sejumlah titik di Jakarta.

Plastik sejumlah 5 kilogram menjadi titik awalnya. Saat itu, Yanti harus mengumpulkan plastik dari limbah rumah tangga. Plastik tersebut disortir lebih dulu. Hanya yang masih layak dipakai yang diolahnya. Namun sekarang Trashion sudah mulai terbantu seiring meningkatnya kesadaran masyarakat mengumpulkan limbah plastik.

"Ibu rumah tangga mulai terbangun kesadarannya untuk mengumpulkan limbah plastik, mencuci, dan menjualnya sebagai bahan baku produksi," kata Yanti, yang menghargai bahan baku limbah plastik senilai Rp 3.500 - Rp 5.000 per kilogram.

Tak hanya ibu rumah tangga, pemulung yang semula tak peduli dengan limbah plastik, akhirnya mendapat peluang rejeki baru.

"Plastik dihargai Rp 300 per kilogram di lapak. Membayar limbah plastik dengan harga tinggi membuat pemulung lebih termotivasi mengumpulkan plastik," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com