Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sih, Pria Tak Peduli Kesehatannya?

Kompas.com - 05/03/2010, 19:07 WIB

KOMPAS.com - Belum lama ini Kompas Female mampir ke sebuah rumah makan dengan menu kambing. Di sana kami mendapati seorang rekan pria tampak duduk sendiri menikmati seporsi sate kambing dan sop kambing. "Kok makan sendiri saja, mas?" sapa kami, berbasa-basi.

Di luar dugaan, rekan tersebut menjawab sambil nyengir, "Iya, kalau makan di sini enggak bisa berdua."

Pemandangan seperti ini pasti juga sering Anda temui. Meskipun sudah diperingatkan oleh dokter untuk mengurangi gula atau makanan berlemak lainnya, para pria masih berusaha mencuri-curi waktu untuk menikmati menu "berbahaya". Oleh karena itu mereka sering ditemukan makan di warung sate kambing tanpa ditemani istri.

Tampaknya, pria memang cenderung tak mempedulikan kesehatannya. Tidak mengherankan bila Will Courtenay, PhD, dokter spesialis kesehatan pria  dan penulis Helping Men Live Happier, More Fulfilling Lives, mengatakan, "Rata-rata, pria meninggal dunia lima tahun lebih muda atau lebih daripada wanita."

Penelitian yang dilakukan Courtenay juga mendapati bahwa:
* Dibanding wanita, pria cenderung kurang berpikir bahwa mereka mudah terkena penyakit. Pada dasarnya, menurut Courtenay, "Pria sering merasa mereka itu tidak gampang sakit."

* Pria kurang memiliki wawasan tentang kesehatan dibandingkan wanita, dan pengabaian ini biasanya meningkatkan risiko terhadap penyakit.

* Media dan iklan sering mendukung perilaku buruk pada pria dan anak-anak muda yang akhirnya meningkatkan risiko terserang penyakit, seperti minum banyak bir, makan daging merah, merokok, dan makan gorengan. 

* Pria cenderung kurang siap atau kurang bersedia mengubah perilaku tak sehat ini dibanding wanita.

Sayangnya, akar dari kebiasaan dan perilaku tersebut sudah mendarahdaging, kembali pada konsep maskulinitas itu sendiri. Menurut Jean Bonhomme, MD, seorang dokter yang berpraktik di Atlanta dan anggota dewan lembaga nonprofit Men’s Health Network, “Pria sering diajarkan waktu kecil bahwa jika ia mengabaikan rasa sakit, rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya."

Boleh-boleh saja sih, punya prinsip seperti ini, jika masalahnya hanya dengkul yang terluka karena jatuh saat bermain bola. Namun, lanjut Bonhomme, kelak gejala ringan bisa mengindikasikan tanda-tanda awal dari penyakit yang progresif, dari tahap dapat diatasi menjadi tidak dapat disembuhkan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com