Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Avantie Can Cook" di Teraskota BSD

Kompas.com - 19/03/2010, 22:16 WIB

BSD, KOMPAS.com - "Avantie Can Cook" adalah restoran baru di Teraskota BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Nama "Avantie" memang ada kaitannya dengan desainer terkemuka, Anne Avantie. Benarkah Avantie bisa memasak?

Sebetulnya pengelola restoran ini salah satunya putra Anne Avantie, Ernest Christoga (18) yang menyebut dirinya Chef de Cuisine. Dua lainnya adalah keponakan Anne, Ronald Prasanto (29) menyebut dirinya Coffee Artist dan Dicky Prasanto (32) sebagai General Manager. Ketiga anak muda yang memiliki 'passion' dalam food and beverage dan manajemen restoran ini bekerja sama.

Restoran yang dibuka 21 Februari 2010 lalu itu, sudah memikat pengunjung, terutama anak-anak muda. Cukup banyak anak muda, di antaranya mahasiswa, yang datang kembali, duduk berjam-jam di sana. Mereka membawa laptop dan netbook dan berselancar di dunia maya. Di dekat Teraskota, memang ada kampus Swiss German University (SGU) dan sekolah-sekolah swasta seperti Al Azhar dan St Ursula. "Kami menciptakan persahabatan di restoran ini," kata Ernest, anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Ernest menceritakan sejak duduk di bangku SMP Maria Goretti Semarang, dia sudah menyukai kuliner. Saat duduk di SMA Kolese Loyola Semarang, pada usia ke-17, Ernest mendapat hadiah mesin kopi dari keluarganya. Ernest pun belajar meracik kopi seharian, sampai-sampai dia tidak naik kelas. Rupanya tidak suka belajar pendidikan umum dan minta kepada ibunya untuk berhenti sekolah. Anne Avantie sempat memanggil Kak Seto untuk menasihati putranya, namun ternyata Kak Seto malah mendukung Ernest untuk berhenti sekolah di SMA dan masuk "home schooling".

"Sebenarnya mama mendukung saya berkarya tapi mama stres karena mendengar omongan orang tentang saya. Dikira orang, saya malas-malasan. Tapi saya sudah bertekad mendalami kuliner," ceritanya. Tahun 2008, Ernest masuk sekolah kuliner di Chezlely di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, menyelesaikan tiga tahapan. Setiap tahapan membutuhkan waktu tiga bulan. "Yang dipelajari dalam sekolah kuliner ini terutama makanan fine dining, masakan Eropa. Saya belajar masakan dari 16 negara dan masakan fusion Eropa. Saya dituntut untuk bisa membuat resep masakan sendiri," ungkapnya.

Setelah menyelesaikan sekolah kuliner tahun 2009, Ernest mengaku sempat bingung. Pada HUT ke-18, dia dikasih hadiah blender yang bagus. Ernest lalu mengambil private chef, guru privat khusus koki. Dia belajar manajemen dapur. Akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, Ernest siap membuka restoran sendiri. Dua sepupunya, Ronald dan Dicky berdiskusi dan melakukan survei tempat. Mereka berputar-putar ke daerah Jabodetabek.

"Kami mencari lokasi di Gedung Sampoerna. Summarecon Mal Serpong, dan Teraskota BSD. Untuk menyewa di Kelapa Gading, terlalu mahal. Akhirnya kami memilih di Teraskota. Kami memilih tempat ini karena kami merasakan dan membayangkan jika restoran kami berlokasi di sini, sepertinya enak. Itu terjadi pada September 2009. Sebulan kemudian, kami melakukan deal. Restoran mulai dibangun Desember 2009," cerita Dicky.

Ketiga anak muda ini memutuskan untuk membangun restoran bersuasana "cozy", mengedepankan konsep coffee dan restoran, juga menyediakan kelas untuk belajar membuat kopi, cokelat, dan cuisine. Mereka memiliki berbagai jenis kopi: aceh gayo, blue linthong, madailing, sidikalang, java, kopi bali, flores, timor timur, toraja kalosi, dan wamena yang memiliki aroma paling unik. "Ternyata kelas ini peminatnya cukup banyak," kata Dicky, sarjana Teknik Mesin Universitas Trisakti Jakarta, yang beralih menjadi pebisnis.

"Dapur restoran ini berkonsep open kitchen, dapur terbuka. Koki-koki di dapur bisa bernyanyi. Jumlah pegawai di dapur tujuh orang, semuanya di bawah 30 tahun. Semua berjiwa muda dan memiliki kreativitas tinggi. Pemilihan karyawan bukan pada keahlian tapi melihat apakah ini hobi mereka, passion mereka," jelas Ernest.

Nama "Avantie Can Cook" berawal ketika Ronald, sarjana hukum Universitas Trisakti Jakarta ini main game Nintendo berjudul "Cooking Mama". Lalu tercetuslah ide, menamakan restoran ini "Avantie Can Cook". "Avantie itu nama keluarga. Kami ingin menegaskan bahwa Avantie tidak hanya identik sebagai desainer yang sukses, tetapi juga bisa masak, walaupun yang masak adalah anak dan sepupunya," kata Ernest lagi.

Saat datang ke restoran yang bernuansa marun ini, Kompas.com ditawari jus bakpia. Ronald membuat jus ini dari bahan dasar bakpia, dan rasanya pun luar biasa. "Kerja memang bukan soal duit, tapi soal hati," kata Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com