Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Cinta Qory di SD Kawasan Konservasi

Kompas.com - 01/04/2010, 17:56 WIB

LAMPUNG, KOMPAS.com - Pertama kali menginjakkan kaki di kawasan konservasi alam Tambling, Lampung Barat, Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva terpana akan banyak hal. Mulai dari hutan tropika dengan ekosistem lengkap, udara segar, harimau Sumatra bernama Ucok dan Salma, dan siswa SD yang menjalani konservasi lingkungan sejak dini.

Hari keduanya di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) diisi dengan mengunjungi puskesmas dan sekolah dasar desa Pengekahan.

Penduduk lokal mengerti betul bagaimana memperlakukan alam dan satwa, terutama sejak Artha Graha Peduli memberdayakan masyarakat sebagai bagian dari program konservasi. Tak sulit memperkenalkan pelestarian lingkungan di kalangan murid sekolah dasar dan menengah di desa berpenduduk 600 jiwa tersebut.

Qory, yang juga Duta Harimau, mengenalkan bagaimana memperlakukan harimau sebagai bagian dari konservasi kepada siswa SD yang menyambut kedatangannya.

"Harimau perlu disayang, jangan dibunuh apalagi dimakan. Jangan dikurung, dan tak perlu  takut dengan harimau, selama manusia tidak mengganggu dan merusak tempat tinggalnya," begitulah Qory berbagi pengalaman dengan sejumlah murid SDN 2 Way Haru, Belimbing, Lampung Barat, Senin (29/3/2010) lalu.

Keprihatian Qory atas habitat harimau dan jumlahnya yang semakin berkurang (bahkan punah), dibaginya bersama siswa. Kampanye Cinta Harimau ini memang menjadi tugas utamanya sebagai seorang duta, dan dijalaninya dengan hasrat mendalam.

"Bertemu langsung dengan harimau yang sedang menjalani rehabilitasi untuk dilepasliarkan di kawasan konservasi menjadi pengalaman paling berharga," kata Qory, yang mengaku tegang bertemu Salma.

Qory mengerti bagaimana Salma harus memulihkan sakit hatinya. Anaknya dicuri manusia, dan sejak itu, induk betina asal Jambi ini terpisah dari keluarganya.

"Konflik yang dialami harimau ini yang membuatnya menyerang manusia. Padahal jika manusia tak mengganggu atau merusak habitatnya, harimau juga tidak akan menjadi buas," tandas Qory.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com