Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mainan Edukasi dari Buku Jahitan Katun

Kompas.com - 20/07/2010, 22:53 WIB

KOMPAS.com - Kebutuhan anak untuk belajar menjadi potensi pasar bagi Evy Nur Shakuntala (30). Celah bisnis inilah yang kemudian diwujudkan Evy dengan menawarkan beragam buku dari bahan katun yang disebutnya educotton bermerk Alea.

"Anak bisa belajar warna, tekstur, fokus mata, termasuk belajar membaca buku dari kain katun ini," jelas Evy kepada Kompas Female, di SMEsCo UKM Festival 2010, Sabtu (17/7/2010) lalu.

Produk mainan edukasi berupa buku berbahan katun buatan Evy bukan yang pertama hadir di pasar. Ide menjalankan bisnis muncul karena perempuan asal Yogyakarta ini pernah mendapatkan mainan serupa saat usia TK.

Evy bercerita, buku dari katun berisi ragam gambar dengan penamaan berbahasa Inggris pertamakali didapatinya sebagai oleh-oleh dari Singapura. Pengalaman inilah yang menjadi inspirasi Evy memulai bisnisnya sejak satu tahun lalu.        

Meski tak mau mengklaim produknya yang pertama di pasar Indonesia, Evy mengaku buku bergambar dari katun ini belum banyak di pasar lokal. Ide awalnya lahir dari keinginan memanfaatkan sisa bahan jahitan pakaian. Maklum, Evy memang sudah lebih dahulu berbisnis konveksi sejak 2007.

"Awalnya ingin memanfaatkan sisa jahitan konveksi menjadi barang yang berguna dan bernilai jual. Akhirnya terpikir membuat buku dari katun dengan menjahit semua konten bukunya, seperti angka, huruf, gambar," jelas lulusan sarjana komunikasi yang gemar berwirausaha sejak masih kuliah ini.

Ide memanfaatkan sisa potongan produk konveksi, kemudian melahirkan bisnis buku bergambar dengan jahitan bahan katun bermodalkan Rp 20 juta. Bisnis ini mengantarkan Evy mengikuti berbagai ajang pameran kerajinan dan UKM di Jakarta. Produksi buku terus bertambah, rata-rata 100 buku setiap bulannya. Belum lagi mainan edukasi seperti perkalian atau penambahan, atau kalender sepanjang masa, juga gambar hewan yang semuanya dibuat dari jahitan dan kain katun.

"Rata-rata produksi setiap bulan 100 untuk buku, 100 untuk mainan edukasi lain. Kebanyakan dikerjakan dengan manual, seperti membentuk huruf atau membuat pola. Karenanya satu buku bisa dibuatkan oleh empat orang dalam waktu dua hari," Evy menjelaskan proses produksi yang 20 persennya menyisakan produk gagal tak layak jual. Ia mendambakan alat potong pola atau huruf yang bisa membantunya meningkatkan kapasitas produksi.  

Ide kreatif dan kerja keras Evy bersama dua tenaga marketing, tiga pekerja tetap, dan beberapa pekerja borongan, diklaimnya bisa membantu proses belajar anak.

Misalnya saja, buku bergambar buah yang dijahit dari katun bisa membantu anak usia satu tahun untuk mengenal bentuk dan warna. Anak usia 2 - 3 tahun bisa melatih motorik tangan dengan buku edukasi yang disebut Dress Up.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com