Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Juga Bisa Solo Traveling

Kompas.com - 10/09/2010, 01:26 WIB

KOMPAS.com - Jalan-jalan tanpa teman bukan lagi menjadi kendala bagi perempuan. Hal ini sudah dibuktikan oleh Ukirsari R. Manggalani, seorang pejalan independen yang telah mengarungi sekitar 31 negara di luar negerinya sendiri, Indonesia.

Bagi perempuan yang akrab disapa Ari, traveling sendirian justru membuatnya lebih leluasa mengenali budaya lokal setempat.

"Traveling ke berbagai negara mengharuskan kita untuk menyesuaikan diri dengan budaya setempat. Kita belajar budaya luar dan respect terhadapnya," ungkap Ari kepada Kompas Female usai talkshow di acara Be An Adventurous & Inspirational Woman yang diselenggarakan Majalah MORE Indonesia dan Martha Stewart Living Indonesia, di Pimento Kemang, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ari berkisah pengalamannya mengunjungi Eropa dan Afrika. Menurutnya, terdapat perlakuan yang berbeda terhadap perempuan di dua benua tersebut.

Di Eropa, backpacker atau solo traveler sudah tak asing lagi. Karakter masyarakat setempat juga tak heran dengan kehadiran orang asing di negaranya.

"Masyarakat Eropa cenderung tidak seksis terhadap pejalan perempuan," tambahnya.

Lain halnya dengan Afrika, dalam hal ini Mesir. Selain budaya dan karakter masyarakat yang berbeda, berada di negara ini membutuhkan kehati-hatian.

"Di Mesir cenderung tricky. Sebenarnya jika ada lelaki yang menggoda, mereka sebatas iseng saja. Biasanya lebih banyak penjual produk tertentu. Anda bisa menolak tawarannya," kisahnya.

Ari mengatakan, jika mendapati orang iseng (lelaki yang menggoda solo traveler perempuan), sebenarnya Anda berhak menegurnya. Atau jika memilih aman, ya tak usah diladeni. Perempuan yang sudah menjalani hobi solo backpacker selama 15 tahun ini, pernah mendapati perlakuan rasis di India. Responsnya adalah menegur tegas orang yang meledeknya.

Prinsipnya, kata Ari, solo traveler termasuk perempuan perlu menjalani rumusan ini:
* Percaya diri
* Berpikir positif
* Pintar menyesuaikan diri
 
Tentu saja Anda memiliki kepercayaan diri ketika memutuskan jalan-jalan keliling dunia sendiri. Namun bukan sekadar pede saat akan memulai perjalanan. Ketika Anda tiba di negara tujuan, dan mendapati beragam perlakuan yang tak menyenangkan, Anda perlu memposisikan diri lebih tegas. Bagaimanapun Anda berhak menyampaikan pendapat Anda sebagai bagian penduduk dunia. Bukan berarti Anda pendatang, lantas boleh diperlakukan semau hati tuan rumah. Sampaikanlah keberatan atas perlakuan tak menyenangkan dengan berpegang pada prinsip ketiga, menyesuaikan diri dengan karakter dan budaya lokal di negara tujuan.

"Awali perjalanan dengan berpikir positif, maka hal positif lah yang akan kita temui selama perjalanan," tambah Ari.

Berani menantang diri sendiri menjelajah negeri orang seorang diri?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com