Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhiri Konflik Keluarga dengan Memaafkan

Kompas.com - 22/09/2010, 16:07 WIB

KOMPAS.com - Mudah dikatakan, namun sulit dilakukan. Istilah ini berlaku juga dalam memberikan maaf yang tulus dan membuat diri terbebas dari emosi negatif. Termasuk dalam konflik yang melibatkan anggota keluarga. Hubungan emosional yang terbangun semakin menyulitkan Anda menyingkirkan emosi negatif atau bahkan untuk sekadar memberikan maaf. Apakah situasi ini pernah terjadi pada Anda dan keluarga?

Konflik, kemarahan, sakit hati, atau situasi memanas di lingkup keluarga, sebenarnya bisa mereda dengan memberikan maaf. Memaafkan membuat hubungan keluarga kembali akur. Agar mampu memaafkan, pihak yang dirugikan perlu ikhlas menerima dari dalam hatinya. Sikap positif ini perlu dibangun juga dengan tidak membuat pihak yang memulai konflik merasa bersalah dan sedih terus-menerus. Kemampuan untuk memaafkan bisa dilatih, inilah tekniknya:

1. Kita pun pernah berbuat salah. Bercermin kepada diri sendiri akan memudahkan Anda memberikan maaf. Coba saja refleksi diri, kita pun pernah berbuat salah, sekecil apapun. Memaafkan akan lebih mudah jika kita meninggalkan semua situasi tak menyenangkan dan menguburnya dalam-dalam. Tak mudah memang apalagi setiap orang memiliki ego. Namun cara ini tetap menjadi solusi terbaik untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan.

2. Berikan waktu untuk diri sendiri. Berkonflik dengan keluarga, apalagi dengan isu yang sangat mengganggu kenyamanan dan harga diri, tak mudah dilupakan begitu saja. Mengatasi emosi tak semudah yang dibayangkan. Berikan waktu kepada diri sendiri untuk meredam emosi. Upayakan untuk tak memperkeruh suasana dengan mengontrol emosi Anda. Sembunyikan kemarahan atau sakit hati. Diamlah sejenak tanpa bicara banyak. Tenangkan diri agar emosi lebih terkendali, hingga energi positif kembali menguasai diri. Setelah itu Anda siap memberikan maaf.

3. Menyembuhkan diri sendiri. Energi negatif yang menguasai diri saat berkonflik bagaimanapun perlu diredakan oleh diri sendiri. Penyembuhan diri bisa berbeda waktunya pada setiap orang. Kemampuan diri untuk mencapai penyembuhan diri atas energi negatif yang menguasai, membentuk sikap pemaaf yang murni keluar dari dalam diri Anda.

4. Bicarakan dengan sumber masalahnya di keluarga. Saat kontrol diri sudah Anda dapatkan dengan memaafkan, Anda siap membicarakan masalah dengan anggota keluarga yang berkonflik dengan Anda. Bangunlah dialog yang membangun dengan tujuan mengembalikan kembali keutuhan keluarga. Ungkapkan semua hal yang telah ditimbulkan dari konflik tersebut, dan bagaimana pengaruhnya terhadap Anda dan keluarga. Saat membangun dialog, sertakan perasaan mencintai dan menyayangi, bukan dengan membenci. Meski Anda sebagai pihak yang tersakiti, tak perlu sungkan minta maaf dan juga berikanlah maaf kepada orang yang menyakiti Anda. Sikap saling memaafkan akan muncul secara alami dan tulus jika keduabelah pihak menjalani teknik ini.

5. Akhiri cerita pahit, jangan lagi mengungkitnya.
Memaafkan tak sekadar ucapan manis. Jauh dalam diri Anda pun perlu menyadarinya, bahwa Anda benar-benar memaafkan orang lain yang telah menyinggung perasaan Anda. Jadi, jangan ungkit kembali masalah jika sewaktu-waktu masalah serupa timbul kembali. Jangan jadikan konflik sebagai senjata Anda untuk melawan kembali di kemudian hari.

6. Tetap berikan maaf meski pihak yang berseteru tak ingin berdamai. Jangan terpancing emosi jika upaya Anda untuk mendamaikan situasi dan membuat hubungan keluarga lebih harmonis, tak mendapat respons positif. Tetaplah memberi maaf meski anggota keluarga yang berseteru dengan Anda tetap berulah. Anda tengah membangun kualitas diri yang jauh lebih baik dengan memaafkan, meski tak ditanggapi sesuai keinginan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com