Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Kesempurnaan Hidup di Candi Borobudur

Kompas.com - 26/09/2010, 13:12 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Bettina Casimir-Clark (50), menyeka air mata bahagia yang tak dapat dibendungnya. Baginya, bermeditasi di Candi Borobudur mendatangkan kebahagiaan, mengikuti makna dari tingkatan lantai yang baru saja diinjaknya, Arupadhatu, yang berarti "selangkah lagi menuju surga".

Saat bermeditasi sekitar 10 menit, warga negara Jerman yang kini tinggal di New York, Amerika Serikat, ini mengaku dapat merasakan dirinya menyatu dengan alam. Dalam penyatuan itulah ia dapat merasakan energi positif dari candi.

"Benda-benda yang ada di alam tidak pernah mengeluarkan energi negatif. Di Candi Borobudur, saya merasakan energi positif berupa energi cinta yang menggelora begitu kuatnya," ujar wanita yang sehari-hari bekerja sebagai psycho therapist ini.

Candi Borobudur terdiri atas empat tingkatan, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, Arupadhatu, dan Arupa, yang masing-masing menjadi simbol tahapan kehidupan manusia. Arupadhatu, sebagai salah satunya, adalah simbol kondisi manusia yang sudah terbebas dari segala nafsu, bentuk, dan rupa.

Sesuai dengan simbol itu, Bettina pun mengaku tidak lagi merasakan emosi, rasa perasaan yang berlebihan. Seluruh jiwa dan pikirannya hanya terfokus pada relasi antara dirinya dan candi.

Ikatan spiritual
Kekuatan energi serupa juga pernah dirasakan 28 warga asing di bawah pimpinan seniman perupa Toni Kanwa. Dengan adanya kekuatan besar dari candi, mereka pun meyakini, energi itu juga tersebar di seluruh benda lain di lingkungan candi, seperti pohon bodhi, kelapa hijau, dan rerumputan. Keseluruhan lingkungan candi dianggap sakral dan berkekuatan agung.

Priyoto, pemilik Penginapan Lotus I di Jalan Medangkamulan, Kecamatan Borobudur, mengatakan, ikatan spiritual Candi Borobudur dengan wisatawan asing, terutama mereka yang berasal dari Eropa dan Amerika, sudah ada sejak lama. Laku spiritual biasanya dijalankan dengan rutin bermeditasi dan melakukan pradaksina, berjalan mengelilingi Candi Borobudur.

Meditasi dilakukan dengan berbagai cara. Ketika ingin bermeditasi saat malam hari dan tak bisa memasuki candi, meditasi cukup dilakukan di atas atap Penginapan Lotus. "Mereka biasanya berkonsentrasi dengan memandang Candi Borobudur dari kejauhan," ujarnya.

Meditasi ini kerap dilakukan para pengunjung yang berusia di atas 40 tahun. Selain Buddha, ritual ini juga dilakukan mereka yang memiliki beragam agama lain. Meditasi ini dilakukan sebagai ritual untuk menenangkan jiwa dan bukan menjadi salah satu kegiatan keagamaan.

Tamu-tamu Penginapan Lotus yang sudah pernah melakukan ritual ini, mengungkapkan bahwa meditasi di Candi Borobudur mendatangkan kekuatan yang luar biasa. "Energi yang didapat, menurut mereka, akan terus terasa setiap hari yang kemudian berdampak membawa ketenangan jiwa dan pencerahan pikiran dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com