Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anda dan Dia: Sevisi dalam Menangani Keuangan?

Kompas.com - 14/01/2011, 12:53 WIB

KOMPAS.com - Ketika pasangan baru mencoba menjalin hubungan, mereka akan menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk saling mengenal dari sisi romansa dan emosi. Tetapi yang sering terabaikan adalah apakah keduanya memiliki cara pandang yang sama mengenai masalah keuangan. Hal ini, menurut para ahli keuangan, adalah kesalahan yang besar.

Lebih dramatisnya, Philip DeMuth, ahli keuangan dan salah seorang penulis buku The Little Book of Investing Do's and Don'ts mengatakan bahwa orang yang tak peduli akan uangnya bisa jadi juga akan tak peduli akan hubungannya.

DeMuth menyarankan untuk selalu mengenali apakah Anda dan pasangan memiliki kesamaan visi dalam menangani finansial sedari awal hubungan. Perhatikan caranya menggunakan uang. Salah satu ciri yang perlu diperhatikan adalah ketika ia menghamburkan uang demi menghibur atau membuat Anda terkesima dengan mudahnya ia mengeluarkan uang begitu saja. Bahkan miliuner saja menjaga uangnya dengan baik dan tidak berfoya-foya.

Saran lainnya adalah perhatikan bagaimana si dia membayar segala sesuatunya, tunai atau menggunakan kartu kredit. Anda bisa tanyakan secara baik-baik, mengapa ia menggunakan alat pembayaran itu. Jika ia menggunakan tunai, bisa jadi sinyal ia menghindari utang kartu kredit, tetapi bukan berarti pula ia tak punya utang, jangan-jangan kartunya diblokir dari penyedia kartu kredit. Jika biasanya ia selalu menggunakan kartu kredit lalu mendadak membayar dengan tunai, bisa jadi itu merupakan tanda-tanda utangnya sudah tak tertangani.

Cek pula tanda-tanda ketidakstabilan keuangan. Pemilik rumah cenderung lebih stabil ketimbang mereka yang menyewa tempat tinggal. Seseorang yang sudah bekerja di satu tempat cukup lama juga memiliki risiko keuangan yang tak sebesar seorang "kutu loncat" (pindah kerja setiap beberapa bulan sekali).

Pertanyaan Sulit
Saat Anda makin serius dengannya, dan mulai memikirkan masa depan bersama, saatnya tanyakan pertanyaan yang sulit sebelum menyatakan kesediaan hidup bersama hingga ajal memisahkan itu. Perbedaan cara pandang terhadap keuangan adalah salah satu alasan tertinggi penyebab perceraian. Manisha Thakor, penulis Get Financially Naked: How to Talk Money with Your Honey mengatakan, sejarahnya, pernikahan merupakan transaksi ekonomi, cinta datang belakangan. Saat ini, justru kebalikannya. Thakor menyarankan pasangan untuk bertanya hal-hal berikut kepada pasangan:
- Siapa yang bayar untuk apa? (Khususnya jika salah satu memiliki penghasilan lebih banyak).
- Apakah mau membeli rumah?
- Apakah salah satu dari kita akan meneruskan pendidikan? Jika ya, siapa yang akan menangani biaya rumah?
- Apakah kita akan punya anak? Jika ya, apakah sekolah swasta merupakan hal penting?
- Jika salah satu akan tinggal di rumah dan mengurusi anak, bagaimana kompensasi uang untuknya?

Disarankan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini saat keadaan sedang tenang, tidak sedang banyak pikiran atau setelah pertengkaran. Sadari bersama bahwa masalah keuangan adalah hal yang krusial dan harus mendapat kesepakatan dari kedua pihak, tak bisa hanya sebelah.

Sampai Akhir
Pernikahan adalah awal dari keterbukaan mengenai keuangan. Jacquette Timmons, pengarang Financial Intimacy: How to Create a Healthy Relationship with Your Money and Your Mate menyarankan agar pasangan saling mengisi satu sama lain dengan informasi keuangan. Kalau perlu, siapkan waktu khusus untuk mendiskusikan keuangan secara rutin. Dengan begini, menyadari masalah keuangan sebelum keperluan besar yang mendesak, seperti membeli rumah akan bisa teratasi.

Timmons mengungkapkan, hanya ada 4 halyang bisa dilakukan dengan uang; mendapatkan dari hasil kerja, menabungnya, menginvestasikan, dan membelanjakan. Ia menyarankan agar para pasangan berfokus pada setiap kategori, lalu putuskan bagaimana cara pandang masing-masing akan kategori itu, lalu cari jalan tengahnya.

Menyangkut tentang investasi, amat penting untuk membicarakan kesejahteraan hari tua sejak dini. Tanyakan rencana masing-masing dan apa yang sudah dilakukan untuk masa depan tersebut.

Pasangan yang sudah menikah juga memiliki kecenderungan membiarkan salah satu saja yang menangani keuangan sementara yang lain hanya memeriksa. "Saat Anda sudah ada dalam kehidupan pernikahan, amat mudah untuk membiarkan segalanya berjalan sendiri, seperti autopilot. Tetapi ketika Anda sudah menikah bertahun-tahun, nilai dan prioritas bisa berubah. Khususnya perempuan, yang cenderung membiarkan suaminya menangani masalah keuangan dan investasi. Padahal, ada kemungkinan pula bahwa si suami tak mengerti penuh apa yang ia lakukan, sementara si wanita yang tak mengerti, malu bertanya. Ketimbang bingung, lebih baik temui perencana keuangan untuk mendapatkan pengetahuan yang netral dan memberikan informasi lebih lengkap dan pilihan soal keuangan.

Thakor mengatakan, ada sesuatu tentang uang yang membuatnya terasa lebih intim ketimbang seks. Jika Anda merasa kesulitan untuk mengajak si dia lebih terbuka soal keuangan, teruslah mencoba. Gunakan kata "kita", dan hindari "kamu" atau "saya", karena amat penting untuk melihat kebersamaan itu sebagai sebuah tim. Awalnya, bisa saja ia marah, tetapi ketika Anda dan dia terus berjalan berdampingan dalam hal ini, niscaya hubungan akan makin erat. Tetapi DeMuth mengatakan, jika Anda sudah terus-terusan mencoba dengan segala cara tetapi dia kukuh tak mau membuka masalah keuangannya, disarankan untuk meninggalkannya. Anda tak mau kan jika tiba-tiba ia membebani Anda dengan segudang utang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com