Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecantikan Plastik, Cantik secara Instan

Kompas.com - 07/02/2011, 08:40 WIB

KOMPAS.com — Rumah Sakit Omni, Tangerang, pukul 09.30. Di ruang operasi berukuran 8 meter x 16 meter terdengar degup mesin. Itulah suara rekam jantung seorang perempuan pasien berusia 42 tahun, yang pada Kamis (3/2/2011) menjalani operasi kecantikan dengan bius total.

Dokter Irena Sakura Rini, ahli bedah plastik yang biasanya ceria dan banyak bicara, pagi itu raut mukanya sangat serius. Bisa dipahami. Hari itu ia harus melakukan tiga tugas penting: mengencangkan perut bawah (tummy tuck), menyedot lemak (liposuction), dan memasang implan payudara (breast implant). Sesi operasi plastik-estetik pasien ini memakan waktu hampir empat jam.

Boleh jadi ini proses yang melelahkan. Bahkan, seseorang harus berani menantang diri berada di antara ambang hidup dan mati. Namun, toh cara merebut kecantikan melalui operasi bedah plastik ini dianggap jalan pintas, kalau tidak bisa dibilang instan. Mengencangkan perut bawah bagi para perempuan yang sudah beberapa kali melahirkan memang bukan perkara mudah. Jalan "natural", seperti olahraga teratur atau pengaturan pola makan, bisa memakan waktu bertahun-tahun. Dan, itu belum tentu berhasil.

Salah satunya dialami kemudian dijalani oleh penyanyi top Titi DJ (44). Sekitar tahun 2004-2005, Titi melakukan dua kali operasi plastik: sedot lemak dan pengencangan perut bagian bawah. ”Aku merasa perut bagian bawah ini sudah menggelambir,” tutur Titi.

Sejak pengakuan blakblakan Titi itulah seolah menatap meja operasi untuk meraih kecantikan seketika bukan lagi hal yang menakutkan. Bahkan, pengakuan seputar pemasangan implan payudara dan pengencangan kulit wajah (face lift) tidak lagi tabu. Sejak pengakuan Titi, tutur Irena, bedah plastik mengalami booming.

Meledak
Saking meledaknya, banyak orang tidak tahu cara memperoleh kecantikan bedah plastik secara benar. "Ya, akhirnya ada yang main suntik sembarangan pakai silikon cair. Padahal, itu kan seperti cairan oli mesin," katanya.

Seharusnya penyuntikan untuk melemaskan otot dan pengencangan kulit wajah memakai kolagen. Namun, zat kimia ini harganya sekitar 300 dollar AS per cc. "Mana ada suntik wajah dengan tarif Rp 150.000-Rp 200.000?" kata Irena.

Demi apa semua itu? Pertanyaan sederhana, bahkan terkesan awam, ini bisa dijawab dengan beragam kemungkinan. Dokter ahli bedah plastik lain, Enrina Diah, menggambarkan begini, "Sekarang makin banyak keluhan tidak puas dengan diri sendiri, mungkin pakai baju tidak enak, muka tidak semenarik dulu, waktu mengaca kok terlihat tua."

Jadi, pangkal soal orang-orang kemudian datang kepada Enrina adalah keluhan tidak puas melihat diri sendiri. Selain itu, para pasien juga biasanya datang dengan keinginan "perbaikan" diri sealami mungkin. "Terus tidak mau ada downtime (masa pemulihan). Padahal, praktis untuk operasi itu pasti ada downtime," kata Enrina.

Pasien biasa kukuh tidak mau ada downtime jika terjadi "perbaikan" di daerah wajah. Melihat kecenderungan seperti ini, dunia teknologi kecantikan menciptakan apa yang disebut ulthera. Ini semacam alat yang memancarkan gelombang ultrasound, yang digerakkan menyusuri wajah pasien dan diharapkan menimbulkan efek kekencangan. Alat ini baru dipakai tahun 2009 dan di Indonesia baru dioperasikan sejak Mei 2010. "Biasanya akan tahan selama 18-24 bulan," ujar Enrina soal daya tahan kekencangan kulit wajah dengan ulthera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com