Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Tak Lebih Rendah atau Tinggi dari Suami

Kompas.com - 22/04/2011, 15:39 WIB

KOMPAS.com - Kebanyakan perempuan menjalani multiperan. Perempuan Indonesia juga menjalani peran sebagai istri, ibu juga profesional di bidangnya. Tak sedikit perempuan yang berjuang dengan multiperan dan berhadapan dengan masalah klasik. Yakni, ketika istri sukses di karier, berpenghasilan lebih tinggi, dibandingkan suami. Bagi sebagian perempuan, kondisi ini menyulitkan. Di satu sisi, perempuan ingin mengaktualisasi potensi diri, namun di sisi lain, khawatir kesenjangan status dengan pasangan mengancam keharmonisan hubungan.

Problem klasik perempuan ini terkuak pada acara Kartini Day - Women Executive Forum bertema "Women Empowerment: New Age Women" diadakan Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women di Graha Niaga, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Agar perempuan bisa menggali potensi diri, berkarier dengan sempurna, diperlukan komunikasi dan negosiasi bersama pasangan. Saat istri berkarier lebih tinggi, perilaku tetap harus dijaga. Saat ego seseorang tersentil, masalah mulai bermunculan, termasuk dalam relasi suami-istri. Suami juga perlu mendukung potensi istri dan rela jika berpenghasilan lebih rendah darinya.

Dr BRA Mooryati Soedibyo, pengusaha kecantikan, berbagi pengalamannya. Mooryati berhasil mendobrak pemahaman masyarakat awam yang kerapkali menghambat perempuan untuk maju. Ada anggapan istri jangan mencari uang karena nanti akan mengurangi suami. Anggapan inilah yang didobrak Mooryati.  

Mooryati berdiskusi bersama suami mengenai keinginannya berwirausaha pada usia 40. "Aku adalah saksi hidup atas keberhasilan kamu nanti," tutur Moor mengutip pernyataan suami yang mendukung niatannya. Dukungan dari suami salah satunya adalah rela berpenghasilan lebih kecil dari istri. Benar saja, Moor berhasil membangun bisnis kecantikan menjadi perusahaan besar dengan ribuan karyawan.

Pakar pendidikan kepribadian, Mien R Uno, mengatakan manusia harus bisa bersosialisasi dan bernegosiasi, termasuk dalam hubungan pasangan suami-istri. "Jangan memilih salah satu antara kerja dan keluarga. Kita perlu melakukan negosiasi. Pasangan harus saling menyenangkan satu sama lain," jelasnya pada acara yang sama.

Mien menjelaskan, perempuan perlu memegang prinsip dalam hidupnya. Pertama, lanjutnya, perempuan hidup mandiri, berdampingan dengan laki-laki dan segala perbedaannya. "Perempuan juga bisa hidup mandiri, sendiri, berdampingan dan bersaing dengan laki-laki," jelasnya. Mien mendorong perempuan untuk berdikari, menjalani apapun profesi yang dikuasai dan memiliki kemandirian finansial. Kemandirian perempuan ini bisa dijalankan sendiri, bagi perempuan yang memilih tidak berpasangan. Selain juga dijalankan perempuan bersama suaminya.

Prinsip hidup perempuan yang kedua, kata Mien, adalah perempuan bukan menjadi lebih dari pria. Namun perempuan juga tidak kalah dengan pria. Artinya, perempuan perlu memposisikan dirinya setara dengan laki-laki, tidak perlu merasa harus di atas namun juga tak melulu berada subordinan, di bawah kaum adam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com