Samuel Mulia: Jadi Nasabah Harus Pintar!

KOMPAS.com - Institusi perbankan terus berinovasi melahirkan produk atau fasilitas yang memudahkan nasabah. Kini transaksi perbankan bahkan hingga pilihan investasi semakin mudah dan praktis saja. Meski kemudahan terus ditawarkan, nasabah perlu pintar memilah dan memilih berbagai produk keuangan sesuai kebutuhannya.

Beruntung jika bank tempat Anda menyimpan atau mengelola dana bersedia memberikan berbagai informasi yang tak menyesatkan. Namun jika nasabah justru buta dan tak ada pihak bank yang membantunya mencari produk yang tepat, akhirnya nasabah terjebak.

Brand Consultant Samuel Mulia berbagi pengalaman menjadi nasabah dari berbagai produk keuangan. Bagi Samuel, kenyamanan menjadi nasabah didapatkannya ketika ia bisa berkonsultasi dengan pihak bank, mengenai kebutuhan perencanaan keuangannya. Selain juga perlakukan yang setara kepada setiap nasabah, berapa pun uang yang ditanamnya di bank tersebut.

"Menjadi nasabah harus pintar. Harus mau belajar. Jangan hanya mengandalkan informasi dari bank atau staf nya saja. Jika ingin memilih produk investasi yang ditawarkan bank misalnya, nasabah juga harus mau belajar lebih jauh, mencari tahu mengenai berbagai hal tentang produk itu," jelas Samuel kepada Kompas Female di Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (16/6/2011).

Nasabah perlu cermat berinvestasi, dalam memilih produk maupun institusi keuangan. Samuel yang memilih berinvestasi di reksa dana selama 3-4 tahun terakhir, mengaku pilihan bank yang tepat memudahkan nasabah berinvestasi.

"Saya termasuk tipe risk taker dalam berinvestasi. Karenanya penjelasan staf bank mengenai produk investasi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah dan kapasitas uang, membuat investasi menjadi lebih nyaman. Bank jualan produk namun bertanggungjawab dengan produknya. Nasabah juga tidak merasa dilecehkan dengan berapa pun nilai uang yang dimilikinya dalam bank tersebut. Perlakuan seperti inilah yang membuat nasabah nyaman dan merasa aman berinvestasi. Pilih bank yang baik," tandasnya.