Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh-oleh Semarang Tak Hanya Lumpia...

Kompas.com - 06/09/2011, 12:50 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Lebaran dan pulang kampung adalah satu sisi mata uang, lebaran dan oleh-oleh adalah sisi mata uang lainnya. Barangkali analogi ini pas untuk menggambarkan suasana Sanggar Batik Semarang 16.

Sejak lebaran hari pertama, sanggar yang berada di tengah kebun jati di Desa Sumberrejo, Meteseh Tembalang ini, tak pernah sepi dari pengunjung. Menurut Listyowati, Manajer Pemasaran Batik Semarang 16, para pengunjung yang datang ke kompleks sanggar tidak hanya untuk berbelanja batik saja, namun banyak juga yang sekadar melihat-lihat.

"Biasanya pada kunjungan pertama, mereka hanya melihat-lihat, kemudian pada kunjungan berikutnya bersama teman atau keluarga baru belanja," kata Listyowati, Selasa (7/9/2011).

Peningkatan omzet batik semarang yang mengunggulkan motif gaya Semarang ini, memang terjadi dalam minggu terakhir bulan Ramadhan. Namun saat lebaran juga masih cukup tinggi. Hal ini karena di Semarang memang masih sedikit sekali perajin batik. Apalagi yang memproduksi motif sendiri.

Menurut Listyowati, yang paling laku adalah jenis batik cap satu warna. Sedangkan untuk motif antara motif geometris dan non geometris berimbang. "Yang jelas kalau satu warna atau istilah kami K-1 harganya lebih murah. Karena prosesnya juga lebih pendek," kata Listyowati.

Batik Semarang 16 sendiri memiliki sekitar 800 motif yang semuanya sudah didaftarkan HAKI. Motif itu terdiri dari motif hasil eksplorasi ikon kota Semarang, kuliner Semarang, flora dan fauna Semarang, legenda kampung Semarang, dan juga sejarah kota Semarang.

Sicilia Suharti, seorang pengunjung asal Banten mengaku tertarik dengan Batik Semarang karena sangat berbeda dengan batik pada umumnya. "Kita bisa memilih mau warna alam atau warna yang nge-jreng. Sayangnya, untuk yang sudah dijadikan baju masih sedikit. Buat kami yang sering tidak sempat menjahitkan kain, sedikit mengganggu. Tapi sisi baiknya, kita bisa menjahit sesuai model dan ukuran kita," kata Sicilia yang asli dari Banyumanik, Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com