Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencabut Uban Mengganggu Pertumbuhan Rambut

Kompas.com - 06/10/2011, 09:13 WIB

KOMPAS.com — Uban kini bukan hanya masalah orang tua. Perempuan dan laki-laki berusia di bawah 25 tahun juga mulai bermasalah dengan uban. Meski baru muncul satu-dua helai, tetap saja uban mengganggu penampilan. Saat sehelai rambut putih muncul, jangan panik dengan langsung mencabutnya.

Begitu melihat sehelai rambut putih, boleh jadi Anda refleks mencabutnya lantaran mengganggu kecantikan rambut hitam Anda. Kebiasaan ini sebaiknya segera Anda hentikan, dan jangan pernah menularkannya kepada orang lain. Mencabut uban punya banyak dampak buruk, tak hanya terhadap rambut.

Dermatolog, dr Farmanina Santoso, mengatakan bahwa rambut di kepala tumbuh di bawah kulit yang banyak terdapat saraf di dalamnya. Hal itu termasuk rambut putih yang tumbuh karena berbagai faktor, seperti keturunan, gaya hidup, juga stres.

Oleh karenanya, lanjut dr Nina (sapaan akrab dr Farmanina Santoso), mencabut uban akan mengganggu saraf. Akibatnya, sinyal saraf untuk memproduksi warna rambut akan terganggu. "Pertumbuhan dan warna rambut juga akan terganggu karena mencabut uban," katanya di sela-sela peluncuran pewarna rambut Garnier Color Naturals di Plaza Semanggi, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia juga menjelaskan, pertumbuhan rambut terbagi dalam tiga fase, yakni fase pertumbuhan atau anagen yang membutuhkan waktu 2-6 tahun. Selanjutnya fase kotagen selama 3-6 minggu. Kemudian fase telogen, yaitu masa ketika rambut telah tumbuh dan terus memanjang hingga akhirnya rontok. Setelah melewati fase ketiga ini, rambut memulai kembali fase pertumbuhannya dari tahap pertama tadi.

Rambut, secara alami, akan melalui proses perontokan. Uban juga lama-kelamaan akan rontok. Jadi, biarkan saja rambut berproses secara alami, dan jangan pernah dipaksa dengan mencabutnya.

"Mencabut uban juga mengakibatkan sering pusing. Selain itu, rambut juga tidak tumbuh karena folikel yang rusak," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com