Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Pilih Kasih, Anak Jadi Tak Sportif

Kompas.com - 16/11/2011, 09:53 WIB

KOMPAS.com - Pada dasarnya semua anak dilahirkan sama, baik laki-laki ataupun perempuan. Tetapi tak jarang orangtua memberikan perlakuan yang lebih istimewa pada anak laki-laki. "Kadangkala ada orangtua yang selalu menomorsatukan anak laki-laki dibanding anak perempuannya dengan beragam alasan," ungkap Aviliani, komisaris independen PT Bank BRI dalam acara Women In Business Conference 2011, di Citywalk Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2011) lalu.

Perilaku orangtua yang kerap membanding-bandingkan anak ini ternyata mampu membuat anak-anak lelaki menjadi lebih manja dan berpengaruh buruk setelah dewasa. Ketika anak-anak laki-laki lebih diprioriotaskan untuk mendapatkan lebih banyak hal dibandingkan anak perempuan, kelak mereka tidak mampu menerima jika harus mengalami kekalahan dari perempuan.

"Ketika orangtua memiliki uang lebih untuk melanjutkan sekolah misalnya, mereka akan memilih untuk menyekolahkan anak laki-laki daripada anak perempuan, karena anak laki-laki dianggap akan menjadi tulang punggung keluarga. Ini tak salah, tapi jika terlalu berlebihan dilakukan maka mereka akan terbiasa untuk dimanja," tukas Aviliani.

Padahal, di zaman sekarang ini bukan hal yang aneh jika perempuan memiliki jenjang karier yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Tak jarang pula ada keluarga dengan penghasilan istri yang lebih tinggi dibanding suaminya. "Pria yang dimanja tidak bisa menerima kekalahan dengan sportif ketika ia merasa kalah dari istri," tambahnya.

Rasa tak bisa menerima kekalahan ini akan membuat pria malu, dan yang lebih buruk, kemudian bercerai dengan sang istri. "Seringkali pria mengatasnamakan harga diri. Tetapi ini bukanlah harga diri, melainkan kurangnya rasa sportif dalam diri. Karena bila hal ini terjadi, para suami seharusnya justru termotivasi untuk semakin giat bekerja," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com