Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuluk Jambi untuk Alternatif Kerudung

Kompas.com - 20/02/2012, 11:33 WIB

KOMPAS.com - Hijab atau kerudung kini menjadi salah satu bagian dari busana perempuan muslim. Agar tak monoton, ada berbagai cara pemakaian kerudung yang menarik namun belum pernah dicoba. Antara lain kreasi berkerudung ala Jambi, atau kuluk Jambi.

Kuluk Jambi, yang biasa disebut tengkuluk Jambi, merupakan penutup kepala perempuan yang terbuat dari lilitan kain. Selain menjadi penutup kepala, kuluk ini juga berfungsi sebagai hiasan kepala yang biasa digunakan oleh para perempuan Jambi dalam kesehariannya.

"Kuluk Jambi ini biasa dipakai para perempuan Jambi untuk ke sawah, upacara adat, ataupun ke acara pernikahan," ungkap Nurlaini, pengajar penggunaan kuluk Jambi kepada Kompas Female, dalam workshop memakai kuluk Jambi yang diadakan oleh majalah FashionPro di pameran Adiwastra Indonesia, Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (18/2/2012) lalu. 

Nurlaini mengungkapkan bahwa salah satu keistimewaan dari kuluk Jambi ini adalah mudahnya cara penggunaannya, selain itu juga mudah dipadupadankan dengan berbagai busana. "Semua jenis kain juga bisa digunakan sebagai kuluk, mulai dari kain batik, songket, sampai pashmina," tambahnya.

Sampai saat ini sudah ada sekitar 98 model kuluk yang bisa digunakan sebagai penutup kepala. Namun, setiap model kuluk memiliki maknanya masing-masing, misalnya kuluk tegedeng yang digunakan untuk menyambut tamu.

Kuluk Jambi termasuk praktis dikenakan karena hanya tinggal dililitkan ke kepala dan tak perlu menggunakan tambahan jarum pentul ataupun peniti sama sekali. Jika lebih kreatif, Anda bisa berkreasi dengan kuluk ini dan memodifikasinya dengan beberapa tambahan gaya lainnya.

Meski kuluk bisa  menjadi alternatif berkerudung, penggunaannya tidak terbatas untuk perempuan berkerudung saja, tetapi juga sebagai penghias kepala bagi semua perempuan. Sejak diperkenalkan ke Jakarta tahun lalu, sekarang kuluk Jambi menjadi populer di kalangan perempuan di berbagai daerah.

"Sekarang ini di Jakarta sudah banyak orang yang suka memakainya. Bahkan saat ini juga sudah diperkenalkan keluar negeri, seperti Singapura dan Boston," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com