Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Pakai, Siap Bisnis

Kompas.com - 04/03/2012, 03:45 WIB

YULIA SAPTHIANI

Indonesia Fashion Week 2012 telah menyedot perhatian sekitar 30.000 pengunjung. Acara ini diharapkan menjadi fondasi industri mode Indonesia, terutama untuk kategori bisnis busana siap pakai. 

Pergelaran meriah karya perancang Ferry Sunarto, Musa Widyatmodjo, dan Anne Avantie menjadi penutup Indonesia Fashion Week (IFW) 2012 di Plennary Hall, Jakarta Convention Center, Minggu (26/2) malam. Acara tak hanya dihadiri desainer senior, seperti Ramli dan Ghea Panggabean, pimpinan redaksi media massa, dan perwakilan pemerintah, tetapi juga pengunjung pameran.

Sebagai tanda mode tak hanya milik kalangan tertentu, masyarakat penikmat mode di JCC pada malam itu diundang untuk menyaksikan pertunjukan penutup acara yang berlangsung empat hari tersebut.

IFW pada malam itu memberikan penghargaan khusus kepada Guruh Soekarnoputra atas kontribusinya di dunia mode Indonesia bersama dengan Direktur PT Summarecon Agung Liliawati Rahardjo, perancang Butoni Limited Mardiana Ika, dan pengamat mode Muara Bagdja. Sementara Komisaris Femina Group Pia Alisjahbana menerima penghargaan Pengabdian Seumur Hidup.

Pergelaran Anne Avantie bertajuk ”Indonesia Sehati” dikemas dengan narasi, tari, dan lagu dari beberapa penyanyi, seperti Yuni Shara, Krisdayanti, B3, dan Harvey Malaiholo. ”Pergelaran ini merupakan penghormatan saya untuk Mas Guruh,” kata Anne kepada Kompas.

Percakapannya yang intens dengan Guruh soal merah-putih, kebaya, dan kemerdekaan, kata Anne, membuahkan inspirasi kebaya tradisional bernuansa merah-putih dalam sesi pembuka. Para model membawakan kebaya kutubaru dan kebaya kartini dengan latar belakang layar yang memperlihatkan Ibu Fatmawati yang berkebaya tengah menjahit bendera Merah-Putih.

Kreasi kebaya merah-putih ini punya kisah sendiri. Sekitar Juni tahun lalu, Anne menemui para perajin yang sedang mengerjakan kain cinde merah dan putih untuk stagen di Lapangan Penumping, Solo, Jawa Tengah. Para perajin itu mengaku hanya bisa mengerjakan teknik pencelupan warna untuk kain ukuran stagen.

”Saya kemudian meminta mereka mengerjakannya pada kain ukuran lebar. Selama empat bulan mereka mencoba, tapi selalu gagal. Di tengah-tengah, yang putih sering ketetesan warna merah atau sebaliknya. Tapi, setelah pendampingan, perlahan-lahan teknik pencelupan itu berhasil juga,” kata Anne yang 85 karyanya malam itu diperagakan model, mantan model, dan puluhan artis.

Selain kebaya tradisional, Anne juga mengeluarkan koleksi yang menjadi ciri khasnya, kebaya kontemporer lengan panjang dan pendek yang memperlihatkan bahu atau kebaya yang dipadukan dengan jubah sutra atau rok berundak gaya Eropa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com