Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Baru Donat Lokal "Less Sugar"

Kompas.com - 28/03/2012, 10:03 WIB

KOMPAS.com - Mengunjungi restoran atau kafe yang menyediakan santapan donat sudah menjadi gaya hidup masyarakat di kota besar. Apalagi jika suasana yang dihadirkan memberikan kenyamanan, sekadar untuk menikmati sore atau waktu jeda melepas lelah saat bekerja. Gaya hidup seperti ini juga menjadi perhatian merek donat lokal less sugar Double Dipps.

Mulai 2012, donat lokal ini tak lagi bisa ditemui di kios di pusat perbelanjaan. Double Dipps mulai bertransformasi dengan mengusung konsep restoran dan kafe. Tepatnya, sejak Desember 2011 dan diluncurkan pada Januari 2012, Double Dipps kini ditemui dalam wajah baru, Resto Cafe.

Alih-alih mengincar mal premium yang dipadati dengan gerai donut internasional, Double Dipps memilih menjelajah kawasan perkantoran (40 persen), mal segmen menengah (30 persen), rumah sakit (20 persen) dan toko yang berdiri sendiri (10 persen).

"Target lokasi ini, terutama mal kelas B, karena memang kebanyakan penduduk Indonesia berada pada segmen ini. Selain juga karena donat dijual dengan harga lebih terjangkau meski secara kualitas tak kalah dengan yang lainnya," jelas pemilik Double Dipps, Bambang Subagio Hadiwidjojo, kepada Kompas Female di Jakarta beberapa waktu lalu.

Soal menu, tak hanya donat rendah gula yang tersedia. Konsep restoran dan kafe Double Dipps juga menyediakan makanan utama, cocok untuk sarapan atau makan siang dan malam bagi para karyawan yang mencari kenyamanan, selera lokal, dengan harga terjangkau. Saat ini ada 32 varian rasa donat lokal less sugar, dengan penambahan menu baru per empat bulan. "Salah satu menu barunya burger donat," ungkap Bambang.

Dari less sugar hingga sertifikasi halal

Sebagai pembeda, donat lokal ini juga dimasak dengan kandungan rendah gula. Donat kerap dianggap sebagai makanan tak sehat, karena rasanya yang manis. Untuk mengatasi kekhawatiran akan konsumsi gula berlebihan, donat lokal ini memberikan pilihan berbeda dari kebanyakan donat yang ada.

"Donat identik dengan makanan manis, mungkin ini yang membuat orang menganggap donat makanan tidak sehat. Untuk mengurangi kekhawatiran kelebihan makan manis, donat ini dibuat dengan kandungan less sugar dibandingkan donat lain, jadi terasa tidak terlalu manis," jelasnya.

Donat less sugar menjadi pembeda yang sengaja dipilih Double Dipps untuk memberikan pilihan dari merek donat merek luar yang populer saat ini. Tak hanya itu, Bambang juga mengklaim, donat buatannya bisa dikatakan sebagai produk donat lokal pertama yang mendapatkan sertifikat MUI. Sebagai bentuk perhatian pada faktor kesehatan, donat lokal ini dibuat tanpa pengawet sehingga masa layak konsumsinya hanya berlaku 1x24 jam.

"Uji sertifikasi Departemen Kesehatan dan MUI penting sebagai keunggulan donat lokal. Selain juga karena sejak awal memang fokus pada masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Karena beberapa pelanggan juga kerap menanyakan kandungan RUM sebagai perasa yang biasanya terdapat pada filling donat, minuman dan cake. Untuk menjamin itu, kami sertakan sertifikasi halal dari MUI," jelas Bambang.

Perusahaan donat lokal yang terdaftar dalam Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) ini tercatat dalam tiga besar franchise donat di Indonesia. Donat Double Dipps berada di urutan ketiga, setelah J.Co dan Dunkin Donuts, ungkap Bambang.

Ketika menikmati donat lokal ini, Anda tengah menikmati hidangan yang terbuat dari bahan baku lokal. "Kami mengusung 100 persen bahan baku asli Indonesia, termasuk untuk minuman seperti kopi campuran dari Jawa dan Toraja, atau cokelat dari Jawa, begitu juga dengan teh dan terutama bahan baku donatnya," ungkap Bambang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com