Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala dan Penyebab Keringat Berlebih

Kompas.com - 08/05/2012, 08:36 WIB

KOMPAS.com — Anda ingin bertemu dengan klien atau kencan dengan si dia? Pastinya Anda ingin berpenampilan maksimal. Namun, keringat berlebih justru mengganggu dan membuat Anda tidak percaya diri. Telapak tangan menjadi basah, hal ini tentu membuat tidak nyaman ketika bersalaman. Pakaian menjadi cepat basah oleh keringat, padahal Anda sudah "jaga diri" untuk tidak melakukan aktivitas yang "mengundang" keringat.

Kondisi keringat berlebih disebut juga hiperhidrosis. Hiperhidrosis adalah sekresi atau pengeluaran keringat dalam jumlah yang lebih banyak dari seharusnya untuk mendinginkan tubuh. Biasanya penderita hiperhidrosis akan berkeringat 4-5 kali lebih banyak daripada yang normal. Jadi, walaupun dalam ruangan sejuk,  pakaian Anda basah oleh keringat, bisa jadi Anda mengalami hiperhidrosis. Untuk mengenali gejalanya, coba cek beberapa indikator berikut ini:

Anda mengeluarkan keringat berlebihan terutama di bagian tubuh, seperti telapak tangan, ketiak, kulit kepala, telapak kaki, area wajah, dan sepanjang jaringan payudara.
Bagian tubuh yang mengalami hiperhidrosis biasanya berwarna merah muda atau putih kebiruan, dan pada kasus yang lebih parah kulit dapat pecah-pecah dan bersisik, terutama pada kaki.

Penyebab
Penyebab hiperhidrosis belum diketahui secara pasti, tetapi para ahli menyebutkan beberapa kemungkinannya. Hiperhidrosis dibagi menjadi dua, yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder.

Hiperhidrosis primer biasanya terjadi pada seseorang yang baru menginjak remaja dan disebabkan oleh turunan (genetik), faktor saraf, metabolisme atau kondisi sistemik. Hiperhidrosis sekunder terjadi setelah dewasa karena sejumlah faktor berikut:
* Faktor psikologis, seperti cemas, malu, dan takut.
* Mengonsumsi makanan pedas dan minuman tertentu, seperti kafein dan alkohol.
* Efek dari obat-obatan, seperti morfin, tiroksin dosis tinggi, aspirin, dan asetaminofen.
* Demam, pada saat suhu tubuh mulai turun.
* Berhubungan dengan berbagai penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, tuberkulosis, dan malaria.
* Aktivitas berlebihan pada susunan saraf simpatis sebagai pengendali pembentukan keringat.
* Hipoglikemia atau kadar gula darah yang rendah.
* Hipertiroidisme, kelenjar tiroid yang menghasilkan sejumlah besar hormon.
* Obesitas

Komplikasi

* Infeksi jamur. Jamur senang tumbuh di lingkungan yang hangat dan lembab, misalnya di telapak kaki dan kuku. Munculnya banyak keringat bisa berpotensi membuat jamur tumbuh subur.

* Biang keringat dan ruam. Ini terjadi karena pori di sekitar kelenjar keringat tertutup sehingga keringat terjebak di bawah kulit. Biasanya terjadi di dahi, punggung, dan dada.

* Bau yang tidak sedap, terutama di sela-sela jari kaki dan ketiak.

 (Majalah Chic/Precilia Meirisa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com