Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2012, 17:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada masa tertentu dalam tumbuh kembang, anak-anak balita seringkali mengalami masalah susah makan. Hal ini tentu sedikit membuat para orang tua bingung, sehingga banyak di antara mereka yang akhirnya hanya mengandalkan susu sebagai asupan makanan anak.

Perlu diingat, meskipun susu kaya kandungan protein, vitamin, mineral, kalsium dan laktosa, namun hal itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Setiap anak harus memenuhi kebutuhan makanan yang mengandung gizi seimbang meliputi karbohidarat, protein, lemak dan serat.   

Pakar ilmu kesehatan anak, Prof. Dr. Mohammad Juffrie, Ph.D, Sp.A (K) mengatakan, pemberian susu terus menerus pada anak balita yang tidak mau makan bisa menganggu proses pencernaannya. Akibatnya, variasi dari enzim yang terdapat di dalam tubuh anak kurang berfungsi optimal. Tanpa bantuan enzim, maka tubuh tidak akan kuat dalam mencerna makanan.

"Jadi, kalau susu terus atau laktosa terus yang masuk, maka yang tinggi hanya laktasenya saja. Sehingga, kalau nanti diberi makanan lain selain susu, bisa memicu diare karena enzimnya tidak ada," ujar Prof Juffrie, yang juga Guru Besar Ilmu Pediatri Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, saat acara edukasi media Nutritalk yang diselenggarakan Sari Husada, Rabu, (9/5/2012), di Jakarta.

Juffrie menjelaskan, dengan membiasakan anak mendapatkan asupan makanan yang beragam, maka enzim di dalam saluran cernanya akan terpacu, sehingga dapat lebih mudah untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk ke dalam usus.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka setiap orang tua hendaknya dapat menjalankan proses menyapih atau weaning kepada anak-anak mereka untuk mencukupi kebutuhan kalori. Menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur. Pada proses ini, anak akan dibiasakan menjalani perubahan atau peralihan dari makanan cair ke lunak kemudian ke padat.

Proses weaning, kata Juffrie, sebaiknya selesai dalam satu tahun. Kenapa? Karena hal ini penting untuk menghindari kekurangan gizi pada anak.  "Kebutuhan kalori setiap orang mulai dari bayi sampai dewasa itu berbeda-beda. Kalau seorang anak minum susu terus, maka kalorinya akan kurang. Karena kalori dari satu gelas susu 200 cc itu paling banyak 67 kilo kalori," katanya.

Misalnya, lanjut Jeffrie, ketika anak memasuki usia 3 tahun (dengan berat sekitar 10 kg), maka dia membutuhkan sekitar 900-1.000 kilo kalori perhari. Sedangkan susu 200 cc hanya mengandung sekitar 67 kilo kalori. Jadi, berapa gelas susu harus diminum anak untuk memenuhi 1.000 kilo kalori?  

"Oleh karena itu, saat umur 6 bulan, asupan air susu sudah bisa dikurangi sedikit dan diganti makanan padat. Paling bagus bubur beras karena bisa langsung diubah menjadi glukosa," jelasnya.

Kemudian, perkenalkan anak dengan protein seperti ikan. Setelah mamasuki usia 9 bulan mulailah untuk memberikan anak nasi tim. Setelah satu tahun anak sudah bisa makan-makanan yang biasa dimakan oleh orang tua mereka karena biasanya gigi pada anak sudah mulai tumbuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com