Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2012, 14:03 WIB

KOMPAS.com — Toraja, kawasan pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, ternyata tidak hanya terkenal dengan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan, atau ukiran kayunya saja. Jari-jemari perempuan suku Toraja juga dikenal terampil saat membuat kain tenun bermotif garis dengan warna-warna khas seperti merah, hitam, kuning, dan putih.

Tenunan unik hasil kerja para perempuan dari Sa’dan, sebuah kampung di Kabupaten Toraja Utara di Sulawesi, ini dibuat untuk memperbaiki kehidupan para penenun dan keluarganya. Kemampuan untuk menenun selembar kain tenun Toraja ini tidak dimiliki semua orang. Oleh karena itu, diperlukan orang-orang asli Toraja yang masih memahami cara pembuatan kain tersebut. Salah satu industri lokal yang masih dengan aktif melestarikan dan memasarkan kain tenun Toraja adalah "Toraja Melo".

Toraja Melo, yang memiliki arti "tanah Toraja yang indah", mengkreasikan berbagai macam kain tenun untuk dijadikan barang-barang fashion seperti tas, sepatu, dompet, sandal, dan syal. Produk-produk dari kain tenun Toraja ini ternyata menjadi barang yang laku keras di Jepang.

"Menurut kami, masyarakat Jepang mempunyai sejarah keahlian yang mengerti sulitnya proses menenun. Selain itu, mereka menghargai high quality dari hand-made products dari Toraja. Ada istilah, kalau tembus pasar Jepang, kita akan bisa menembus pasar mana saja. Hal ini dikarenakan tingginya quality control di Jepang," ujar Protus Tanuhandaru, pendiri Toraja Melo.

Berbagai kisah pembuatan kain tenun Toraja yang rumit juga dipaparkan kepada masyarakat Jepang, dan mendapat respons yang sangat bagus. Warna-warni yang membalut tas-tas Toraja Melo berasal dari lembar demi lembar kain tenun Toraja. Setiap helai kain merupakan hasil kerja seorang perempuan yang menghabiskan waktu berjam-jam, dalam posisi duduk kaku selama beberapa minggu, dengan punggung tegak dan kaki-kaki menghentak.

Perempuan-perempuan penenun tersebut lebih dari sekadar tukang atau perajin. Mereka adalah creative artists of Indonesia dalam arti yang sebenarnya. Mereka memilih benang dalam berbagai warna, membentangnya (dalam bahasa Toraja ma’renden) di antara dua potong kayu yang dibuat seadanya, lalu mulai menenun, juga dengan alat sederhana yang terbuat dari kayu dan bambu, di dalam rumah kayu yang penuh lubang-lubang dan sering gelap karena belum ada listrik.

Untuk mendapatkan produk Toraja Melo, Anda tak perlu jauh-jauh ke Sulawesi Selatan. Cukup kunjungi butiknya di kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan, atau melalui www.torajamelo.com. Toraja Melo juga hadir dan memeriahkan bazar yang menjadi tempat bertemunya pemilik bisnis e-commerce, shop fair, pada 13-14 Juli 2012 lalu di Epiwalk, Kuningan, Jakarta.

Jika Anda peduli dengan kelestarian produk budaya Indonesia, maka miliki produk-produk budaya aslinya, seperti kain tenun, batik, dan songket, serta kenakan sebagai bagian dari busana sehari-hari. Jangan sampai pengklaiman budaya asli Indonesia oleh negara lain terulang akibat kurangnya kepedulian kita terhadap produk busana bangsa sendiri.

"Toraja Melo dapat berjaringan dengan para pemangku kepentingan e-commerce, dan berpotensi meningkatkan penjualan dari kain tenun Toraja sendiri," pungkas Protus.

(Marsha Tiara/Tim Shop Fair 2012)       

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com