Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2012, 07:33 WIB

KOMPAS.com - Biasanya perempuan hamil mengetahui bahwa ketika air ketuban pecah, mereka harus siap untuk melahirkan bayi dalam waktu 24 jam untuk menghindari infeksi. Namun, studi baru yang diterbitkan jurnal Plos Medicine menunjukkan, saat ini terjadi mungkin tidak selalu perlu diinduksi.

Peneliti Belanda menyimpulkan bahwa saat kelahiran bayi tiga sampai enam minggu lebih dini atau prematur, dan ketika selaput ketuban perempuan telah pecah sebelum persalinan dimulai, sebaiknya yang dilakukan adalah hanya menunggu dan memonitor perkembangan bayi daripada merangsang proses persalinan lebih cepat.

Penelitian ini menemukan proses induksi tidak menjamin resiko infeksi darah pada janin atau masalah pernapasan pada bayi yang lebih sedikit dibandingkan dengan menunggu dan memantau. Merangsang persalinan juga tidak menyebabkan penurunan dalam infeksi lingkungan rahim atau dikenal sebagai korioamnionitis.

Untuk melihat lebih dekat apakah ada manfaat dari merangsang persalinan, tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Ham van der David dari Maastricht University Medical Center meneliti secara acak 536 wanita yang pecah ketuban di usia kehamilan 34 sampai 37 minggu.

Meski demikian, tidak semua dokter ahli setuju dengan hasil penelitian ini, Dr Christian M. Pettker dari Universitas Yale, Amerika Serikat, tidak yakin dengan kesimpulan penelitian van der Ham dan kawan-kawan. "Studi ini tidak cukup besar untuk menunjukkan secara pasti bahwa menunggu dan pemantauan tidak menyebabkan peningkatan infeksi darah pada bayi baru lahir. Jika saja penelitian ini lebih banyak lagi menggunakan responden, mungkin mereka akan menemukan adanya tingkat korioamnionitis dan infeksi darah pada kasus yang tidak diinduksi."

Menurut Pettker, induksi bisa dilakukan paling tidak untuk tindakan pencegahan infeksi pada neonatus dan penurunan risiko infeksi pada bayi baru lahir. "Lagipula induksi tidak punya risiko besar."

Nah, jadi mana yang lebih baik? induksi atau menunggu dan memantau saja? Menurut Pettker, semua ini akan diserahkan kepada keinginan masing-masing pasien serta dokter yang menanganinya. "Beberapa pasien lebih suka tidak melakukan intervensi macam-macam dalam proses melahirkan, sementara yang lain akan merasa lebih nyaman dengan induksi."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com