Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Butuh Ruang Menyusui dan Konseling ASI

Kompas.com - 01/08/2012, 13:52 WIB

KOMPAS.com - Komitmen ibu untuk memberikan Air Susu Ibu Eksklusif (ASI eksklusif) kepada bayi hingga usia enam bulan butuh mendapatkan dukungan. Dengan begitu, semakin banyak jumlah bayi yang memperoleh haknya menyusui, dan semakin banyak ibu yang mendapatkan jaminan menyusui. Dukungan tak hanya dibutuhkan dari suami dan seluruh anggota keluarga, tapi juga pemerintah dan pihak swasta, terutama perusahaan tempat ibu bekerja.

Memeringati Pekan ASI Nasional dan Pekan ASI se-Dunia setiap pekan pertama Agustus, organisasi kemanusiaan yang fokus pada pemenuhan hak anak, Plan Indonesia, mendorong semua pihak mendukung ibu menyusui. Plan Indonesia menyatakan, dukungan pemberian ASI bisa dimulai dari setiap individu, keluarga, masyarakat, dan diperluas hingga menjadi kebijakan pemerintah serta keterlibatan pihak swasta.

”Kami sangat mengapresiasi terbitnya Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif. Dengan PP tersebut hak bayi untuk mendapatkan ASI lebih terlindungi, dan hak ibu untuk menyusui juga lebih terjamin,” jelas Khrisna Maruti, Manajer Program Kesehatan dan Perkembangan Anak Plan Indonesia, dalam siaran persnya.

Khrisna menjelaskan, kini diperlukan komitmen yang lebih kuat, termasuk di daerah, dalam mengimplementasikan PP ASI ini. PP tersebut merupakan payung hukum bagi Kepala Daerah dalam membuat kebijakan dan program di daerah yang mendukung ibu menyusui.

Jika pemerintah sudah menyediakan payung hukum, semestinya pihak swasta maupun kepala daerah bisa berkontribusi nyata. Di antaranya dengan menyediakan fasilitas ruang menyusui di tempat publik, dan memperkuat pelayanan konseling ASI untuk orangtua dan keluarga.

Mengurangi kematian anak
Menyusui bayi usia nol hingga maksimal dua tahun, dan eksklusif selama enam bulan, bukan hanya memberikan nutrisi terbaik bagi anak. Pemberian ASI eksklusif yang diteruskan sampai 12 bulan, terbukti mencegah 13 persen kematian anak.

"Karena itu, Peringatan Pekan ASI Sedunia kali ini harus dijadikan momentum untuk mendorong pihak keluarga, pemerintah, dan masyarakat agar mendukung program pemberian ASI kepada setiap bayi yang baru lahir,” kata Khrisna.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, di Indonesia hanya 15,3 persen anak yang mendapatkan ASI Eksklusif. Angka ini masih jauh di bawah angka global yang juga rendah, di mana hanya 32,6 persen anak yang disusui secara eksklusif.

Persentase pemberian ASI eksklusif (memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya untuk bayi berusia 0-6 bulan) di Indonesia masih jauh dari harapan. Jika tidak ditingkatkan, hal ini mengancam pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs), yang ingin menekan tingkat kematian anak. Seperti diketahui, pada tahun 2015, angka kematian anak ditargetkan turun dari kondisi terakhir yakni 41 per 1000 kelahiran hidup, menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com