Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2012, 14:27 WIB

KOMPAS.com - Ketika sedang marahan dengan pasangan, kita selalu didorong untuk menahan diri, memaafkan, dan melupakan pertengkaran tersebut, agar kembali tercipta hubungan yang harmonis. Namun, sedikit melepaskan diri untuk meladeni pertengkaran tersebut sebenarnya dapat menjernihkan suasana. Sebaliknya, sikap terlalu memaafkan dalam pernikahan justru bisa memberikan efek negatif yang tidak diinginkan.

"Kita semua mengalami masa dalam hubungan, di mana pasangan menentang kita dalam cara tertentu, misalnya karena tidak bertanggung jawab mengenai keuangan, tidak setia, atau tidak mendukung. Ketika peristiwa ini terjadi, kita perlu memutuskan apakah kita harus marah dan menahan kemarahan tersebut, atau memaafkan," papar James McNulty, PhD, dari Florida State University.

Menurutnya ada beberapa faktor yang dapat menyulitkan efektivitas hubungan. Bila rasa kesal atau marah dipendam atau disimpan saja, masalahnya pun cenderung diabaikan dan dilupakan begitu saja. Rasa kesal kita akan pudar dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun, apa yang membuat kita kesal sebetulnya tetap ada. Kelak, hal yang sama akan membuat Anda kembali marah, dan mempertanyakan mengapa pasangan tidak juga berubah. Bagaimana mau berubah, bila si dia tidak tahu bahwa hal itu membuat Anda kesal, bukan?

Di lain pihak, kemarahan bisa membuat hubungan lebih bermanfaat, karena masalah tersebut dibicarakan secara langsung, dan kemudian diperbaiki. "Jika pasangan bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah, orang-orang mungkin akan mengalami manfaat jangka panjang dengan menahan dulu kebiasaan memaafkan, dan mengekspresikan kemarahan," katanya.

Jangan bermimpi akan ada kunci ajaib yang tiba-tiba bisa memperbaiki hubungan, katanya. Seringkali pasangan yang berbeda memiliki cara yang berbeda untuk mengatasi ketidaksepakatan di antara mereka.

"Konsekuensi dari setiap keputusan yang kita buat dalam hubungan kita tergantung pada situasi yang melatarbelakangi keputusan tersebut," tambah McNulty.

Nah, tentu saja, saat bertengkar pastikan tujuannya adalah memecahkan masalahnya, bukannya merasa diri yang paling benar dan melulu menyalahkan pasangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com