Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2012, 15:11 WIB

KOMPAS.com - Banyak perusahaan saat ini menghadapi problem yang sama: karyawan muda yang merasa bekerja selama setahun rasanya sudah seperti 10 tahun. Akibatnya, tingkat pergantian karyawan baru di perusahaan cenderung tinggi. Setelah bekerja paling lama 1,5 tahun, karyawan yang bersangkutan memilih untuk mengundurkan diri. Alasannya, untuk mengejar gaji yang lebih baik di perusahaan lain.

Tetapi benarkah demikian? Penelitian dari Stanford Graduate School of Business membuktikan, meskipun kurangnya kesetiaan karyawan dari Generasi Y ini menjadi masalah buat perusahaan, namun hal itu juga menimbulkan masalah keuangan untuk karyawan itu sendiri.

Job hopper, atau si kutu loncat, orang yang gemar berpindah-pindah kerja itu, sebenarnya penghasilannya lebih sedikit ketimbang mereka yang memilih bekerja lebih lama di satu perusahaan, demikian menurut penelitian yang dipimpin oleh Kathryn Shaw, profesor dari Stanford itu. Mereka yang memiliki pengalaman lima tahun bekerja di perusahaan yang sama rata-rata menerima kenaikan gaji tahunan 8 persen, lebih tinggi ketimbang para job hopper yang menerima kenaikan gaji tahunan 5 persen. Karyawan yang loyal juga cenderung lebih produktif dan kreatif ketimbang yang sering berpindah kerja.

"Berpindah kerja terus-menerus untuk mencoba mengejar gaji yang paling baik itu sebenarnya tidak dianjurkan. Kalau Anda mempekerjakan seseorang yang memiliki penghasilan tinggi saat ini, dan melihat sumber-sumber penghasilannya, apa yang mereka lakukan untuk mencapai penghasilan tinggi tersebut, dan bagaimana melakukannya, adalah dengan bekerja pada satu atau dua perusahaan, bukan yang berpindah kerja terus-menerus," papar Shaw, yang meneliti 50.000 karyawan perusahaan software di Silicon Valley.

Pendapatnya disepakati oleh Richard Dukas, CEO Dukas Public Relations, sebuah agensi PR finansial. Menurutnya, orang boleh saja berpindah-pindah kerja jika niatnya adalah untuk mencari karier yang lebih baik, atau untuk mendapatkan lebih banyak tantangan. Dan, ketika melakukan wawancara kerja, si kutu loncat tetap harus berhati-hati mengenai alasan mereka melakukannya.

"Jika Anda ingin mengejar peluang lain, lakukan dengan alasan-alasan yang tepat, dan jangan terlalu sering melakukannya. Lakukan karena Anda masih mencari karier yang tepat untuk diri Anda, mencari panggilan atau passion Anda," ujarnya. Lagipula, kadang-kadang ada situasi di mana Anda memang sudah waktunya resign dan mencari tantangan baru.

Selain itu, Dukas menambahkan, perusahaan akan mudah menangkap gelagat bila alasan Anda terus-menerus berganti pekerjaan adalah karena Anda mengejar jabatan dan gaji lebih besar. Pada akhirnya, motivasi Anda ini akan berbalik merugikan Anda. Beberapa perusahaan tetap lebih mengutamakan karyawan yang memiliki loyalitas tinggi. Selain itu, mengejar gaji besar tanpa mencintai pekerjaannya juga akan membuat Anda tidak bekerja dengan totalitas yang diinginkan perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jangan Ketinggalan, Gunakan Ini Sebelum Pijat Wajah Gua Sha

Jangan Ketinggalan, Gunakan Ini Sebelum Pijat Wajah Gua Sha

Look Good
7 Macam Love Language dan Artinya, Kamu yang Mana? 

7 Macam Love Language dan Artinya, Kamu yang Mana? 

Feel Good
6 Cara Memakai Gua Sha agar Manfaatnya Maksimal

6 Cara Memakai Gua Sha agar Manfaatnya Maksimal

Look Good
Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Look Good
Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Look Good
Apa Itu Love Language?

Apa Itu Love Language?

Feel Good
Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Look Good
Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Look Good
Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Look Good
6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

Look Good
4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

Look Good
3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

Look Good
5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

Look Good
Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Feel Good
6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

Look Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com