Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/12/2012, 10:28 WIB

KOMPAS.com - Gerakan janin dalam rahim dipengaruhi sejumlah faktor, kadang bisa kuat (aktif) kadang melemah, normalkah?

Di usia kehamilan 35 minggu, gerakan janin makin kuat dan sering bahkan lebih kompleks. Tak hanya gerakan menendang dan memukul atau menggeliat, boleh jadi janin sedang berusaha meregangkan tubuhnya, berputar-putar seperti sedang salto, dan sebagainya.

Masuk usia persalinan, katakan usia 38 minggu dan seterusnya, gerakan janin berkurang meski tidak signifikan menurun drastis. Mengapa? Karena organ-organ tubuhnya makin besar sehingga ruang geraknya di dalam rahim pun terasa sempit baginya. Gerakan janin di minggu-minggu terakhir  ini mulai terasa sakit oleh bumil.

Selain karena janin makin besar dan ruang gerak terbatas baginya, rasa sakit yang dirasakam bumil akibat tendangan dan tonjokan janin juga dikarenakan rahim semakin tipis yang secara alamiah terjadi seiring kehamilan bertambah tua.

Pada rahim terdapat serabut saraf yang terkoneksi dengan dinding perut yang notabene juga memiliki serabut saraf. Alhasil, ketika janin bergerak, bumil merasa sakit. Umumnya rasa sakit ini karena gerakan janin terjadi di ulu hati, tulang iga, bawah iga, diafragma, bahkan tulang kemaluan dan vagina.

Bila ulu hati tertekan karena kaki janin, bumil bisa merasakan mual. Bahkan, bumil merasa sesak nafas manakala yang ditekan oleh janin mengenai diafragma. Meski begitu, semua ini normal dan wajar dialami bumil, jadi tak perlu dikhawatirkan.

Kalau lemah
Jumlah gerakan yang lebih dari 10 kali dan intensitasnya kuat petanda janin itu sehat. Sebaliknya, bila gerakan janin terasa lemah atau lambat, bukan melulu petanda buruk. Boleh jadi janin sedang istirahat atau tidur.

Kecuali pada trimester ketiga, bila gerakan janin lemah dan lambat, gerakan yang terdeteksi di bawah 10 kali dalam 12 jam atau gerakan sangat pelan dan akhirnya tidak ada gerakan, sebaiknya kontrol kepada ahli untuk mengetahui apakah ada kemungkinan masalah pada janin.

Begitu pula hingga usia kehamilan 20 minggu tapi ibu belum merasakan sama sekali gerakan janin, sebaiknya periksa ke dokter. Karena itu, bumil perlu memantau pola gerakan aktif janin. Tak hanya perlu waspada bila dirasakan gerakan sangat pelan atau tak terasa ada gerakan.

Begitu pun bila gerakan terlalu berlebihan, boleh jadi efek dari sesuatu, misalnya ibu mengalami tekanan psikis sehingga berdampak pada janin. Alhasil, janin bergerak makin aktif, bila itu terjadi dokter akan mengusahakan upaya yang tepat, salah satunya meredakan kontraksi karena gerakan janin terlalu aktif bisa merangsang kontraksi.

(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com