Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2013, 10:47 WIB

KOMPAS.com - ”Romantis”, kata itu tak pernah bermakna sama bagi pasangan suami-istri. Novel dan film boleh saja menawarkan contoh. Namun, makna sejatinya ada di ruang pribadi, dalam bahasa kode milik berdua.

Nana (36) sempat kesal, mengapa setiap kali ia berulang tahun, Doddy (36), suaminya, selalu harus bertanya hadiah apa yang ia inginkan. ”Enggak punya inisiatif sendiri,” keluhnya.

Namun, seiring waktu berjalan, ia menyadari suaminya masih jauh lebih ”manis” dibandingkan dirinya sendiri. Setidaknya, Doddy tak pernah lupa tiap kali istrinya berulang tahun. Sebaliknya, Nana beberapa kali terlewat mengucapkan selamat ulang tahun tepat waktu pada sang suami. Toh, Doddy santai saja.

Ucapan dan kado ulang tahun bukan perkara wajib bagi pasangan yang menikah tujuh tahun lalu ini. Memberikan bunga atau puisi juga tak ada dalam kamus mereka. ”Aku memang enggak pernah pengin dikasih bunga, buat apa. Mending dikasih duit aja deh,” ujar perempuan yang gemar menyetir di perjalanan antarkota ini.

Perkara lebih penting buat mereka adalah memastikan saat berduaan dengan pasangan tak diganggu telepon seluler. Mereka kerap pergi makan malam atau sekadar ngopi petang di kafe, dengan meninggalkan ponsel di rumah atau di mobil. Kata Nana, ”Kalau kami sedang berdua dan Doddy perlu menjawab SMS atau menerima telepon, dia akan jelasin itu soal apa dan bilang, ’Maaf ya aku jawab SMS ini dulu’.”

Di rumah, pasangan ini berbagi tugas domestik. Nana merasa suaminya begitu romantis saat ia sesekali mengerjakan bagian tugas Nana dan membiarkan istrinya itu bersantai saja. Perempuan ini pernah mengharapkan bentuk perlakuan romantis lain dari suaminya: dirangkul atau digandeng di depan umum. Tetapi, kini, ia tak mau lagi digandeng Doddy. ”Kalau di depan umum dia jadi kaku, nggandeng aku kayak nggandeng neneknya aja. Aneh!”

Cuek itu romantis
Sementara Tommy (32) melihat sisi romantis justru ada di balik gaya cuek dan kelakuan iseng istrinya, Olla (36). ”Gaya dia dari dulu memang cuek, tetapi sebenarnya dia peduli,” kata Tommy tentang istrinya.

Olla punya kebiasaan ngerjain sang suami. ”Dia bilang mau bawa makanan kesukaan gue. Begitu sampai rumah, eh katanya dia lupa. Waktu gue mau tidur, dia nanya, apa gue belum cek kulkas. Karena enggak yakin, baru paginya gue lihat kulkas, memang enggak ada. Kena dua kali gue dikerjain. Tetapi, besoknya makanan kesukaan gue datang.”

Sebagai pekerja kreatif, Tommy sering bekerja di rumah hingga dini hari. Suatu siang, ia bangun dan menelepon istrinya. ”Dia bilang sedang sibuk, rapat sama bosnya di kantor. Telepon gue tutup, eh tiba-tiba dia nongol. Rupanya dia enggak ke kantor hari itu.”

Suatu kali, saat Tommy berulang tahun, istrinya mengajak dia makan di sebuah restoran. ”Kata Olla, udah ikut aja, enggak usah tanya-tanya. Yang gue enggak sangka, tiba-tiba waktu kami makan, koki bawain kue ulang tahun dan ada nyanyian buat gue, berarti Olla udah benar-benar nyiapin.”

Di mata Tommy, istrinya adalah sosok yang seru, mengasyikkan, selalu punya kejutan. ”Kalau dia masih kepikiran untuk ngerjain gue, artinya masih ada passion dan perhatian sama gue. Walaupun gue juga sering jadi waswas, ini orang mau ngerjain gue apa lagi ya ha-ha-ha…..”

Tommy pun tak jarang memutar otak memberikan kejutan buat istrinya. Namun, ia tahu persis, kartu bertuliskan puisi indah tak akan sesuai buat Olla. ”Pernah sih gue ngomong bermanis-manis gitu, eh dia malah bilang basi,” ujarnya disusul tawa berderai.

Bukan surat cinta
Lain lagi cerita Tineke (46) dan Herman (47) yang sudah 19 tahun menikah. Ketika masih remaja, Tineke berpendapat, romantisisme itu ada pada surat cinta dengan bahasa berbunga-bunga. ”Dari pacaran sampai kira-kira setahun setelah menikah, aku masih dapat surat cinta seperti itu dari Herman. Sekarang sudah beda banget,” ujar perempuan yang bekerja sebagai dosen ini.

Herman tak lagi mengucapkan dan menuliskan kata-kata cinta untuknya. Namun, Tineke justru merasa ikatan di antara mereka makin kuat. ”Aku bisa merasakan bahwa bagi dia, aku adalah yang paling penting. Dia selalu mengutamakan aku di atas kepentingannya sendiri.”

Selama 19 tahun bersama, banyak kejadian membuat Tineke sampai pada kesimpulan itu. ”Dari soal kecil, seperti antarjemput, sampai bagaimana dia luar biasa menguatkan aku menghadapi banyak masalah,” ujar pasangan yang belum dikaruniai anak ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com