Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Kesadaran untuk Jangan Minum dan Mengemudi

Kompas.com - 06/06/2013, 12:38 WIB

KOMPAS.com - Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari gaya hidup kalangan urban dan menjadi hal lumrah bagi sebagian orang. Selain terkait dengan gaya hidup clubbing, minuman beralkohol juga menjadi bagian dari gaya hidup di meja makan. Restoran menjajakan minuman beralkohol seperti wine menjadi bagian dari pilihan menunya. Minuman beralkohol menjadi bagian dari kebiasaan sebagian orang dalam bersosialisasi terlebih saat membangun jejaring.

Meski menjadi gaya hidup personal, pengonsumsi alkohol perlu memahami berbagai risiko yang ditimbulkan dari pilihannya. Ada tanggung jawab yang diemban pengonsumsi alkohol yang berkaitan dengan keselamatan orang lain di sekitarnya. Edukasi inilah yang sedang giat dilakukan perwakilan produsen minuman asal Prancis di Indonesia, Pernod Ricard Indonesia untuk lima tahun ke depan.

Pernod Ricard Indonesia menggelar serangkaian kegiatan untuk mendorong pengonsumsi juga penyedia minuman beralkohol untuk lebih bertanggung jawab. Kegiatan yang bertajuk Responsib'ALL Day memberikan edukasi melalui talkshow bertema "Let's Be Smart & Don't Drink and Drive" di Lamoda Cafe, Plaza Indonesia, aksi simpatik pembagian leaflet tentang Responsible Drinker dan pemahaman tentang kandungan alkohol yang masih aman bagi tubuh di bunderan Hotel Indonesia Jakarta. Juga mengedukasi pengunjung kelab malam Immigrant untuk mengukur kadar alkohol dalam darahnya  (Blood Alcohol Content atau BAC) menggunakan alat khusus yakni Breathalyzer sebelum memutuskan mengemudi saat pulang ke rumah. Selain mendorong pengunjung kelab malam untuk menggunakan Free Vallet Service Drive. Untuk yang terakhir ini, Pernod Ricard Indonesia menyediakan 15 supir yang siap mengantar pengunjung kelab malam pulang ke rumah apabila dinyatakan tak cukup aman mengemudi.

"Upaya mengedukasi masyarakat mengenai tanggung jawab pengonsumsi alkohol sebenarnya sudah berjalan sejak 2-3 tahun lalu. Namun kali ini lebih konkret karena kami menyediakan alat pengukur kadar alkohol dalam darah, yang dipinjamkan kepada kelab malam yang mau bekerjasama. Kami menghimbau konsumen juga pengelola kelab untuk memiliki kesadaran melakukan pengecekan kadar alkohol dalam darah menggunakan alat ini," tutur Edhi Sumadi, General Manager Pernod Ricard Indonesia, saat ditemui di Plaza Indonesia Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Menurut Edhi, orang Indonesia masih memiliki kesadaran rendah untuk melakukan pengecekan kadar alkohol dalam darah sebelum beraktivitas setelah mengonsumsi alkohol. Selain tak adanya peraturan tegas dari pihak berwenang untuk mengatur konsumsi alkohol terutama di kota besar seperti Jakarta.

"Alat pengukur semacam ini juga baru pertama kali ada di Indonesia. Alat ini juga tidak mudah didapati karena dijual di luar negeri, harganya pun mahal sekitar 2.000 dollar per satu alatnya," tambahnya.

Kesadaran pengonsumsi alkohol untuk mengontrol dirinya erat kaitannya dengan tanggung jawab personal terhadap lingkungan di sekitarnya. Mengukur BAC setelah minum minuman beralkohol terutama di kelab malam, merupakan cara sederhana yang bisa dilakukan konsumen menunjukkan tanggung jawabnya.

Edhi menyebutkan, banyak kecelakaan 2-3 tahun belakang terjadi disebabkan kondisi pengemudi mengantuk, pengaruh obat-obatan, dan konsumsi minuman beralkohol. Karenanya, pilihan pribadi untuk menganut gaya hidup yang berdekatan dengan konsumsi alkohol juga semestinya dibarengi kesadaran untuk meningkatkan tanggung jawab sosialnya.

WHO juga melansir data, 20-40 persen kecelakan fatal di jalan raya berhubungan dengan konsumsi alkohol.

Melalui kegiatan ini, Edhi berharap semakin banyak pengonsumsi alkohol yang berinisiatif mengecek kadar alkohol dalam darahnya. Jika mendapati BAC di atas 0,5 gram alkohol per liter darah, sebaiknya hindari risiko. Di antaranya dengan tidak mengemudi, minta orang lain yang bebas pengaruh alkohol untuk mengemudi, tunggu sampai kadar alkohol hilang dengan menginap di tempat terdekat, atau pilih menggunakan kendaraan umum.

Pasalnya, pengemudi yang memiliki BAC lebih dari 0,5 g/L meningkatkan risiko kecelakaan 40 kali dibandingkan dengan nol BAC. Pengemudi yang tidak berpengalaman dengan kadar BAC 0,5 g/L memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi untuk terlibat dalam kecelakaan dibandingkan pengemudi yang berpengalaman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com