Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/06/2013, 22:50 WIB

KOMPAS.com -  Jakarta Islamic Fashion Week 2013 (JIFW) yang diselenggarakan oleh Kelompok Kompas Gramedia Majalah akan digelar pada 26-30 Juni 2013 di Cenderawasih Hall, Jakarta Convention Center. Meski tahun ini sangat banyak pekan mode yang diadakan, baik yang mengacu pada tren secara umum maupun tren busana religi, namun JIFW patut dimasukkan dalam jadwal agenda Anda. Mengapa?

1. Menyediakan busana muslim untuk semua kalangan
Dalam ajang fashion ini, JIFW tak hanya menghadirkan fashion show atau booth-booth fashion muslim bagi perempuan yang sudah lama berjilbab. "Baik dalam fashion show maupun booth-nya kami juga menghadirkan berbagai style busana muslim untuk semua kalangan. Baik untuk perempuan yang belum berjilbab, berkerudung, jilbab modern, dan lainnya," jelas Amy Wirabudi, Ketua Program dan Kurator JIFW kepada Kompas Female, seusai konferensi pers di fX Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (11/6/2013) lalu.

Lebih dari itu, Amy juga mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan busana-busana di fashion show maupun di booth bisa dinikmati oleh masyarakat non muslim.

2. Fashion show dari desainer top Indonesia
Daftar desainer yang tergabung di JIFW juga cukup menarik. Beberapa nama besar di dunia fashion Indonesia seperti Itang Yunasz, Sony Muchlison, Dian Pelangi, Barli Asmara, Denny Wirawan, Rudy Chandra, Adjie Notonegoro, Nuniek Mawardi, Stephanus Hamy, dan lain-lainnya, turut ambil bagian di sini. Uniknya, jika diperhatikan desainer yang ikut serta dalam pekan mode ini bukan hanya yang muslim saja.

"Tidak ada keharusan kan, bahwa desainer muslim saja yang boleh mendesain busana muslim. Rasanya semua orang sah saja untuk membuat busana muslim, asalkan tahu aturan-aturannya, misalnya tidak transparan, loose, dan lain-lainnya," katanya. Selain itu, Amy menambahkan bahwa para desainer yang terpilih ini memang memiliki gaya busana yang tidak terlalu ketat, sehingga bisa dikenakan sebagai busana muslim.

3. Desainnya lebih "ready to wear"
Dalam pekan mode ini, Amy menjanjikan bahwa busana-busana muslim yang dihadirkan oleh desainer dan booth penjualannya adalah busana yang lebih ready to wear dan simpel. Meski demikian, koleksi busana yang ada bukan hanya untuk kesempatan kasual saja, tapi juga pesta.

4. Sentuhan lokal dan internasional
"Indonesia memiliki banyak kekayaan lokal dari material, motif, dan kreativitas para desainernya, maka sudah sepatutnya kita berbangga dengan kekayaan ini," jelas Amy. Maka untuk memperkenalkan dan melestarikan motif lokal Indonesia, JIFW lebih banyak mengeksplorasi penggunaan material dan corak lokal Indonesia. Untuk menambah sentuhan modern, desainer-desainer JIFW juga memadukannya dengan tren busana internasional.

5. Harga lebih terjangkau
Sebanyak 103 booth yang dihadirkan di JIFW merupakan booth yang menghadirkan koleksi busana muslim dan perlengkapannya. Amy juga mengungkapkan bahwa semua busana ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau. "Target kami memang untuk menjangkau konsumen kelas menengah, jadi harga jual barangnya tidak boleh terlalu mahal," katanya.

Ini didukung pula dengan pernyataan dari desainer Itang Yunasz dan Dian Pelangi, yang memang akan menunjukkan koleksi terbaru dari koleksi busana second label-nya. "Di sini saya akan menghadirkan koleksi dari brand Kamilaa, karena memang brand ini yang punya harga lebih terjangkau," jelas Itang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com