Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2013, 20:19 WIB

KOMPAS.com – Banyak wanita yang ketakutan jika tanda-tanda penuaan mulai tampak. Selain keriput pada wajah, tumbuhnya uban pada rambut menjadi kekhawatiran yang sama. Para peneliti pun menegaskan, rambut juga dapat memutih jika Anda terlalu banyak stres.

Sel-sel dalam rambut akan kehilangan warna aslinya ketika tubuh terkena hormon stres, demikian menurut penelitian dari New York University. Sayangnya, pada mereka yang mengalami kondisi stres, rambut hitam yang alami tidak akan kembali lagi digantikan oleh uban.

Bagaimana hal itu dapat kita ketahui? Para peneliti memulai dengan premis bahwa ketika tubuh manusia terluka, sel induk bertanggung jawab untuk memproduksi pigmen melanin gelap yang melindungi kita dari sinar matahari untuk membantu membatasi kerusakan. Para peneliti mengatakan hal ini bisa menjelaskan mengapa stres juga dapat menyebabkan pigmentasi yang membuat kulit terlihat lebih gelap.

Sebagian besar dari kita melihat uban pertama kali sekitar usia 25 tahun, dan biasanya hal itu disebabkan oleh gaya hidup yang kurang baik. Contohnya minum minuman alkohol dan merokok, meski bukan hal itu yang menjadi penyebab tumbuhnya uban.

Dr Mayumi Ito dari New York University, yang memimpin studi ini, mengatakan ada bukti bahwa stres bisa membuat melanin "bermigrasi" jauh dari folikel rambut ke kulit.

"Kami pikir akan menarik untuk berspekulasi bahwa stres yang berlebihan dapat menyebabkan migrasi pigmen yang terlalu banyak," katanya.

Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine ini menyimpulkan, "Hormon stres diketahui dapat meningkatkan pigmentasi kulit, namun secara paradoks dan anekdot, mereka diyakini dapat mengakibatkan rambut beruban. Hasil penelitian kami dapat memberikan wawasan tentang hubungan antara hormon stres dan rambut beruban.”

Tim New York University berharap dapat mengembangkan obat yang dapat melawan beberapa faktor penyebab stres yang banyak dialami oleh pekerja kantor akibat tekanan dan tuntutan kerja yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com