Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2013, 16:32 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com - Latihan bersama ribuan jam, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bukan satu-satunya tantangan anggota tim marching band. Dengan jumlah tim puluhan bahkan ratusan, grup marching band juga perlu saling beradaptasi, menerima dan memahami perbedaan, untuk kemudian bergerak bersama dalam keharmonisan irama, menampilkan satu pertunjukkan megah berdurasi maksimal 12 menit saja.

Proses latihan grup marching band memberikan banyak pembelajaran pada anggotanya. Jika sejak dini anak-anak bergabung di grup marching band, sejumlah karakter positif bisa terbangun darinya.

Lisa Ayodhia, Ketua Yayasan Grand Prix Marching Band yang juga pemain marching band di era 70-an, mengatakan banyak manfaat positif yang bisa didapatkan anak ketika berlatih dan bermain musik di marching band.

Tak hanya memainkan alat musik, marching band juga memberikan kesempatan pada anak untuk berkreativitas sesuai minat dan kemampuannya. Pasalnya, marching band membutuhkan banyak talenta bukan hanya untuk memainkan alat musik yang beragam, tapi juga talenta yang punya banyak peran dalam satu pertunjukkan.

"Marching band mengajarkan kedisiplinan, kebersamaan, kesabaran. Yang ikut marching band punya kebanggaan. Otaknya juga pintar karena merangsang koordinasi otak saat latihan," ungkapnya saat peluncuran novel berjudul 12 Menit, di Torino Cafe Jakarta, Rabu (26/6/2013).

Bergabung dalam grup marching band, lanjut Lisa, juga bisa mengajarkan anak untuk menghargai perbedaan.

"Anak bisa belajar menghormati perbedaan dan menjaga kebersamaan," tuturnya.

Dengan banyaknya anggota tim marching band, puluhan hingga ratusan per tim, anak-anak juga bisa belajar mengelola konflik. Lisa mengatakan friksi bisa dengan mudahnya muncul dalam tim beranggotakan banyak pribadi dan karakter ini. Namun tantangannya bagaimana menghadapi friksi ini agar tak menjadi pemecah, tapi justru pemersatu demi mewujudkan satu impian sama, yakni menampilkan pertunjukkan yang maksimal dan menjadi juara jika mengikuti perlombaan.

Lisa memaparkan marching band juga mendidik anak  cara bersosialisasi dan berorganisasi. Satu kelompok orang dalam tim marching band yang memiliki impian juga tujuan sama, memberikan kesempatan pada anak untuk bisa berbaur dan beradaptasi.

Namun utamanya adalah anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki disiplin tinggi. Telat satu menit saja datang latihan ini berdampak pada kekompakan grup. Kelebihan satu menit saja saat tampil dengan durasi maksimal 12 menit, grup akan terkena pinalti. Marching band mengajarkan kedisiplinan. Dan perlahan kedisiplinan ini menjadi karakter yang tertanam dalam diri anak dengan sendirinya.

"Karakter disiplin dan lainnya bisa dibangun dengan berlatih marching band, jadi siapa pun bisa ikut," jelasnya.

Ia menambahkan, marching band bisa dikenalkan kepada anak sejak masa taman kanak-kanak hingga berusia 16-17 bahkan lebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com