Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2013, 11:56 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com – Lari marathon kini menjadi bagian dari gaya hidup yang bisa dilakukan siapa saja tak harus atlet. Ragam perlombaan pun digelar bukan hanya menyasar kalangan atlet tapi kalangan umum yang ingin sehat dan bugar dengan mengikuti road run 10K bahkan lebih. Kalau Anda berminat mengikuti berbagai ajang road run, lakukan latihan yang terprogram dengan trainer, bukan yang instan lewat tutorial di internet.

Mantan atlet marathon nasional, Gatot Sudarsono, mengatakan banyak pelari yang salah kaprah saat memulai program latihan. Terutama saat menyiapkan diri untuk mengikuti lari 10K misalnya.  Banyak pelari yang mengandalkan program instan yang bisa didapatkan lewat internet.

“Banyak pelari yang salah kaprah.  Latihan lari dengan buka internet dan menjalani program baku. Padahal latihan lari tidak bisa baku,” jelas Gatot saat dihubungi Kompas Female beberapa waktu lalu.

Gatot menjelaskan, kalau latihan dengan membuka internet, kita tidak bisa tahu kemampuan fisik sejauh mana. Sementara kalau latihan terprogram sesuai kebutuhan  dan kondisi dengan bantuan instruktur, kita bisa mengukur kemampuan diri.

Kesalahan yang umum terjadi saat latihan dengan program instan di internet adalah seseorang latihan tak sesuai kemampuan. Atau dengan kata lain dipaksakan latihan padahal tubuhnya tak mampu menjalani pola latihan tersebut.

Sementara bedanya dengan latihan bersama instruktur, bukan hanya bisa merancang program dengan melihat kemampuan tapi juga melihat sisi psikologis, kesehatan fisik, bahkan makanan.

Agar hasilnya maksimal, Gatot menyarankan sebaiknya cari trainer yang memahami anatomi tubuh. Lagi-lagi, ini diperlukan untuk mencegah terjadinya cedera.

Sulit pulih
Gatot melanjutkan, program latihan lari yang tepat bukan hanya membantu mencapai garis finish dengan catatan waktu yang baik, namun juga bisa mengurangi risiko cedera setelah lari. Karenanya, Gatot menyarankan untuk tidak memaksakan diri mengikuti marathon jika tak menyiapkan diri dengan baik lewat latihan tepat.

“Kalau dipaksakan bisa saja mencapai garis finish, namun setelah lomba, otot bisa cedera dan tidak pulih setelah berhari-hari pascalomba, lalu merasa sakit di bagian tertentu terutama kaki, bahkan bisa sakit hampir di semua bagian tubuh,”

Pelatih lari untuk peserta yang didukung Nestle Milo dalam ajang Jakarta International 10K ini mengatakan, pola latihan yang keliru bisa menyebabkan cedera hingga berbulan-bulan. Akibatnya, aktivitas harian pun terganggu, kesakitan saat naik turun tangga, dan rasa sakit ini tidak kunjung hilang.

“Kalau sudah sakit berkepanjangan karena cedera akibat pola latihan keliru, tak cukup pijat atau obat, bahkan bisa operasi,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com