Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2013, 19:45 WIB
KOMPAS.com - Tak semua hal bisa dibicarakan secara lugas pada pria, ada topik-topik tertentu yang seringkali sulit diucapkan. Bagaimana mengatasinya? Kim Oliver, penulis buku Secrets of Happy Couples memberi tip cara tepat membicarakan lima masalah sensitif ini dengan pria.

“Status kita apa sih?”
Sering jalan, nonton bareng, makan malam romantis, pakai acara pegangan tangan pula, tapi kok dia enggak pernah bilang, “Kita jadian ya.” Gemas? Pasti.
What to say: “Hampir setiap hari kita selalu menghabiskan waktu bersama, menurut kamu bagaimana hubungan kita?” Atau kalau memang enggak ingin terlalu to the point, bisa dimulai dengan pertanyaan, “Kalau teman-teman kamu tanya tentang aku, kamu bilang apa?”
How to deal: Dari kedua pertanyaan yang diajukan pada si dia, Anda bisa melihat reaksi si dia  dan mendapat jawabannya. Apa pun reaksi si dia, keputusan selanjutnya ada di tangan Anda. Jika dia mengatakan belum siap untuk menjalin hubungan berkomitmen, selanjutnya Anda yang putuskan, apakah akan tetap bersamanya menunggu sampai si dia siap berkomitmen atau menemukan pria lain yang sudah "ready to go".

“I love you!”
Mengungkapkan rasa sayang bukanlah suatu kesalahan. Jadi, coba beranikan diri dan biarkan si dia tahu apa yang Anda rasakan.
What to say: Biar kata sakti itu mengena di hatinya, katakan di momen-momen yang tak terduga. Misalnya, saat dia bersedia menemani Anda nonton konser band favorit padahal dia sedang sibuk mengerjakan berbagai proyek di kantor, Anda bisa mengatakan “Kamu enggak perlu mengatakan apa pun kok, aku cuma pengin kamu tahu, kalo aku sayang kamu.”  Percaya deh, si dia akan merasa begitu dicintai dan dihargai usahanya menyenangkan kita.
How to deal: Jangan terlalu berharap dia akan membalas kata manis ini. Bisa jadi dia hanya tersenyum atau malah tidak "ngeh" sama sekali karena pikirannya sedang tidak fokus. Yang penting, tujuan Anda tercapai, yaitu membuat si dia tahu Anda menyayanginya. Di lain kesempatan, dia pasti akan mengungkapkan hal yang sama.

“Saya mau putus”
Entah untuk sementara waktu atau untuk selamanya, memutuskan hubungan dengan si dia sebaiknya dilakukan dengan cara yang baik. Menghilang darinya begitu saja, justru akan membuat kita dan si dia merasa tak nyaman dan kecewa.
What to say: “Saya telah melalui banyak hal yang menyenangkan bersama kamu, tapi saat ini saya butuh waktu untuk sendiri. Semoga kamu bisa mengerti” atau “Hubungan ini sepertinya sulit untuk dilanjutkan. Daripada kita saling membuang waktu, lebih baik kita jalan masing-masing, mungkin ini yang terbaik.”
How to deal: Saat kita benar-benar ingin berpisah, ada baiknya Anda menjelaskan alasannya pada si dia. Jangan membuat si dia merasa tertekan dan merasa bersalah atas gagalnya hubungan ini. Kalau Anda hanya ingin berpisah sementara, katakan berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk menyendiri.

“Kamu menyebalkan”
Ada kalanya kita menghadapi berbagai hal menyebalkan yang membuat kita ingin lari dari dia. Jika ini terjadi, jangan menyimpan kekesalan sendiri, ungkapkan dan bicarakan dengan si dia.
What to say: Katakan pada si dia, masalah apa yang mengganggu Anda, Misalnya “Saya enggak ingin membesar-besarkan masalah, tapi kebiasaan kamu datang terlambat sangat mengganggu. Jadi, lebih baik kita bicarakan masalah ini sekarang, sebelum saya 'meledak' di kemudian hari.”
How to deal: Ingat, Anda dan si dia adalah dua pribadi yang berbeda. Jangan terkejut jika si dia beranggapan kebiasaan telatnya adalah hal yang wajar. Ini bukanlah ajang untuk saling mengkritik, jadi diskusikan tanpa emosi dan cari jalan keluarnya untuk kebaikan bersama.

“Maaf, saya salah”
Memilih tak memberitahu dan berharap dia tak menyadarinya, bukanlah keputusan tepat. Apalagi kalau kekasih mengetahuinya dari orang lain, kesempatan menjelaskan yang sebenarnya justru lebih kecil.
What to say: “Saya ingin membicarakan sesuatu yang penting. Tapi, sebelumnya, saya ingin kamu tahu, apa pun yang saya lakukan sama sekali tak bermaksud menyakiti kamu dan ini takkan pernah terjadi lagi.”
How to deal: Meskipun kita sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf, bersiaplah menghadapi konsekuensinya. Hal yang wajar jika si dia marah dan tak ingin berbicara dengan Anda untuk sementara waktu. Berikan si dia waktu untuk sendiri, setelah beberapa hari kembali hubungi dia dan perbaiki hubungan ini bersama.

(CHIC/Bestari Kumala Dewi/Equita Maulidya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com