Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2013, 16:37 WIB
KOMPAS.com - Setelah lahir, di usia tiga bulan bayi mulai menampakkan dirinya sebagai makhluk sosial. Terbukti, ia dapat tersenyum sebagai responsnya terhadap sapaan. Bayi juga mulai memerhatikan wajah secara seksama dan mulai mengeluarkan suara meski hanya teriakan kecil.

Di usia enam bulan, si kecil mulai mengenali ayah ibu dan orang-orang terdekatnya, sehingga ia merasa senang jika mereka ada didekatnya.

Ia juga tertarik dengan berbagai bunyi-bunyian dan mulai mengoceh. Kini saatnya ibu dan ayah mengajak si buah hati mengobrol dalam arti yang sebenarnya.

Berikut panduan praktis berbicara dengan bayi:

* Gunakan gaya yang nyaman bagi diri sendiri, tak perlu dibuat-buat.
* Tampilkan mimik muka ceria, semangat, dan menyenangkan bagi bayi.
* Jaga intonasi dan nada bicara agar menarik perhatian bayi. Intonasi dan nada bicara diupayakan menarik perhatian bayi.
* Matikan radio/televisi kala berbicara dengan bayi. Bila televisi/radio tetap menyala, ini dapat mengganggu komunikasi dengan si kecil, akhirnya bisa mengganggu perkembangan bicara dan bahasa bayi.
* Konsisten dalam berbicara kepada bayi. Bila bayi sering mendengar ucapan salam, pertanyaan, pernyataan dan perintah mudah, berulang kali dengan cara yang sama, itu membantu dia belajar kaidah-kaidah percakapan, yang unsur pertamanya adalah mendengarkan apa yang dikatakan teman bicaranya.
* Saat berbicara berhadap-hadapan, pandang, dan tataplah bayi dengan bergairah.
* Beri kesempatan padanya untuk memberikan feedback. Dengan begitu, bayi akan menyadari bahwa percakapan yang terjadi bukan satu arah dam ia pun memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dari percakapan itu.
* Ubahlah posisi bayi agar Anda bisa mendengar dengan jelas kata yang diucapkan bayi.
* Simak dan tanggapi ketika bayi berceloteh. Sesekali tirulah suara yang diciptakannya sehingga dia mengerti bila Anda mengulangi suaranya. Hal ini penting supaya si kecil bisa merasakan bahwa kontribusinya penting dalam "pembicaraan" yang sedang berlangsung. Dengan begitu lambat laun si kecil akan meniru suara Anda.
* Cari dan perhatikan relfeks yang menyertainya. Misal, ketika bayi merasa antusias dengan suatu hal, kakinya akan menendang; jika merasa kesakitan, bayi akan menekuk jari tangan atau kakinya dengan kencang.
* Jadilah partner berbincang-bincang yang aktif. Ambil inisiatif untuk memulai percakapan dengan bayi. Melibatkan bayi dalam percakapan meskipun percakapan itu sepihak (monolog) dapat menumbuhkembangkan kemampuan berbahasanya.
* Berbicaralah seolah-olah bayi memahami apa yang Anda katakan.
* Bahasa bayi memiliki artikulasi sederhana, jadi jangan paksa bayi mengucapkan kata yang sulit.
* Berkomunikasi tidak hanya berbicara. Sesekali ajak si kecil bernyanyi. Nyanyian, bahkan sentuhan, juga merupakan salah satu bentuk komunikasi.
* Perhatikan isyarat bayi, termasuk isyarat lelah atau ingin menangis. Hal ini dapat membantu orangtua untuk mengerti dan memahami kebutuhan bayi, serta menyadari kapan obrolan perlu disudahi.

(Tabloid Nakita/Gazali Solahuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com