Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2013, 08:58 WIB
Rahman Indra

Penulis


KOMPAS.com
-Ajang World Muslimah tidak hanya menghadirkan juri yang kompeten di bidangnya dalam sistem penilaian, namun juga turut menyertakan 100 anak yatim sebagai penilai. Dan dari 19 finalis, Obabiyi Aishah Ajibola, berhasil memenangkan suara, bahkan lebih dari separuhnya.

"Sampai saat ini saya tidak tahu pasti kenapa mereka memilih saya, tapi momen bersama mereka memang benar-bnar saya nikmati," ujarnya lugas saat berkunjung ke kantor redaksi Kompas.com di Jakarta pada Jumat (20/9/2013).

Didampingi pendiri World Muslimah Foundation Eka Shanti, Aishah demikian ia biasa disapa, tampak sangat sumringah dan bersemangat. Senyum terpilih sebagai duta muslimah dunia pada malam World Muslimah, 18/9/2013 lalu masih tertoreh, seolah dirinya sendiri masih belum percaya.

Pertemuan dengan anak yatim disampaikan Aishah terjadi saat ia menjalani masa karantina. Saat itu masing-masing finalis memegang lima orang anak. Mereka saling berbagi cerita dan berinteraksi.

"Ada satu anak yang sepertinya masih heran dan takjub ada orang berkulit gelap seperti saya dan bisa bicara, saya selalu diperhatikannya tanpa jeda," ujarnya sembari tertawa.

Aishah lalu menyapa anak-anak dengan bahasa Indonesianya yang terbatas namun jelas. "Nama saya Aishah, dan saya dari Nigeria." Dan anak-anak itu pun lalu tertawa.

Sembari turut tertawa, Aishah lalu melanjutkannya dalam bahasa Inggris. Dia menyampaikan bahwa kemampuan bahasa Indonesianya sangat sedikit dan minta diajari kalau ada yang salah. Setiap kali Aishah bicara, anak-anak itu tertawa bahagia. Dan seiring dengan waktu mereka membaur dan saling menikmati momen kebersamaan.

"Saya beranggapan, Aishah berhasil merebut hati anak-anak dengan membuat mereka tertawa, dan dia juga rendah hati, itu yang mungkin membuatnya disukai," ujar Eka menambahkan.

Ternyata berinteraski dengan anak-anak bukan hal baru buat Aishah. Dia mengaku termasuk tipikal orang yang ramah dan menyukai anak-anak di negaranya. "Kuncinya adalah bagaimana memahami dan mengetahui apa yang mereka maui," ujarnya.

Saat berbicara, meski dalam bahasa Inggris yang mungkin tidak dimengerti oleh anak-anak, ada rasa tulus yang ditunjukkan mahasiswi dari University of Lagos ini. Pengalaman bersama anak yatim dan kurang beruntung membuat Aishah terlatih. Bahkan suatu kali saat makan di salah satu area di Jakarta, dia secara spontan memberikan uang 50 ribu rupiah pada anak yang minta-minta.

Dengan sifat alaminya yang demikian, rasanya tak salah kalau anak-anak yatim pun memilihnya sebagai duta muslimah dunia tahun ini.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com