Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Makanan Laut Favorit Anda, Lingkungan Menjadi Korban!

Kompas.com - 30/09/2013, 22:15 WIB
D. Syafrina Syaaf

Penulis


Kompas.com - Seafood adalah jenis makanan yang digandrungi banyak orang. Selain menyehatkan, makanan laut pun dikenal dengan jumlah kalori yang terbilang lebih rendah dibandingkan jenis makanan lainnya. Tetapi Anda juga harus tahu, demi menghidangkan makanan lezat di atas piring Anda, lingkungan terancam mengalami kerusakkan permanen. 

Ketika memilih jenis seafood sehat, Anda juga harus tahu sumber dan cara penangkapannya. Ketahuilah, produk seafood Indonesia terancam karena cara pengelolaan dan penangkapannya yang merusak. 

Lambat laun, laut Indonesia akan kehabisan cadangan hasil laut. Karenanya, pastikan kehadiran seafood di meja makan seiring dan sejalan dengan jumlah populasi serta kelestarian lingkungan hidupnya, juga kesehatan ekosistem laut. 

Dengan berhati-hati memilih dan mengonsumsi seafood, Anda turut melestarikan laut untuk masa depan. 

Tahukah Anda ? 

Lobster, ikan hiu dan kerapu butuh waktu bertahun-tahun untuk menjadi dewasa. Saat ditangkap dengan racun, terumbu karang dan satwa laut lainnya akan turut mati pula. Perlu teknologi, untuk mengembangbiakkan mereka. 

Sirip ikan hiu diambil dari ikan hiu yang ditangkap dengan jaring. Saat itu pula, lumba-lumba, penyu, burung dan satwa laut lainnya juga menjadi korban. Parahnya lagi, daging ikan hiu akan dibuang begitu saja setelah siripnya dipotong. Padahal, mereka ditangkap secara besar-besaran sehingga populasinya tidak bisa diperbaiki. 

Udang ditangkap dengan jaring pukat yang merusak ekosistem dasar laut dan membawa serta penyu dan mamalia laut. Tambak-tambak udang dibangun dengan menebang hutan bakau dan menggunakan bahan kimia. Garis pantai kemudian terkena erosi, dan tempat perkembangbiakkan ikan akan hilang. 

Ikan kakap, kerapu, barongan, ekor kuning dan butana ditangkap dengan bahan peledak. Ledakan tersebut, menghancurkan karang hingga tak mampu pulih sampai puluhan tahun ke depan. 

Nara sumber : WWF Indonesia dan Shape


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com