Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengajarkan Anak yang Pemalu agar Mudah Berteman

Kompas.com - 03/11/2013, 12:52 WIB

KOMPAS.com – Hidup di zaman yang serba modern dan melaju cepat seperti sekarang ini, bisa menjadi kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak-anak dengan pribadi yang pemalu.

Orangtua yang memiliki anak yang pemalu, disarankan jangan membiarkan anak menyatu dengan sifat tersebut. Sebaliknya, latih dan dorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Banyak orangtua menganggap sepele dampak dari sifat pemalu pada anak. Padahal, sifat ini bisa menyulitkan, karena susah berkomunikasi dengan orang lain, dapat berpengaruh pada performa mereka di sekolah. Anak jadi takut bertanya pada guru saat menemukan kesulitan dalam pelajaran.

Kemungkinan terburuk yang paling dikhawatirkan dari sifat pemalu pada anak adalah terbentuknya pola mengisolasi diri. Di mana hal ini, akan membuat mereka semakin menutup diri dari lingkungan luar. Alhasil, anak pun jadi merasa lebih nyaman sendiri, tanpa memiliki teman. Kelak saat beranjak dewasa, bukan tidak mungkin dirinya tumbuh menjadi seseorang yang pemurung dan kesepian.

Maka dari itu, sedari kecil sebaiknya orangtua mengajarkan dan melatih kemampuan bersosialisasi anak. Para peneliti mengatakan, bahwa anak yang supel akan tumbuh menjadi seseorang yang sehat secara fisik dan emosional. Sebab, memang pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain. Jadi memiliki kemampuan kontak sosial yang baik, akan memberikan pengaruh positif pada setiap tingkat kehidupan anak, baik sekarang maupun di masa depan.

Menurut Dr Ward Walet, penulis The Shy Child: Helping Children Triumph Over Shyness, peran orangtua sangat krusial dalam melatih anak yang pemalu, agar lebih fleksibel pada lingkungan di luar keluarga intinya.

Dikarenakan taman di Indonesia terutama di Jakarta, jumlahnya begitu minim, dan kalaupun ada, fasilitas bermain untuk anak kondisinya memprihatinkan. Maka, area permainan anak di mal bisa dijadikan alternatif. Menurut Walet, lingkungan bermain yang ramai dengan anak sebaya akan melatih si pemalu merasa lebih nyaman.

Mungkin awalnya, ia akan merasa kikuk dan menolak untuk bergabung, jika begini jangan dipaksa, namun Anda jangan langsung patah semangat. Sebaliknya, bertahanlah di area bermain tersebut bersama anak, biarkan ia melihat sekelilingnya. Anak yang pemalu perlu waktu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, salah satu caranya dengan memerhatikan dan mempelajari lingkungan baru tersebut.

Melihat serunya anak lain yang menikmati wahana permainan, akan menstimulasi emosional anak untuk ingin merasakan hal yang dirasakan anak lain. Kemungkinan, ia bakal turut bermain dengan anak lainnya sangat besar, asalkan Anda rajin melatih anak untuk melihat dan mencerna lingkungan sosialnya.

Cara lain yang bisa Anda praktikkan adalah mengundang teman Anda yang memiliki anak seusia si kecil. Lalu, saat anak dari teman Anda berkunjung, sediakanlah camilan, buku, mainan, dan biarkan mereka berinteraksi secara alamiah. Disarankan untuk meminimalkan interupsi dari orang dewasa. Selain itu, sebaiknya jauhkan televisi dari anak dan temannya, jangan jadikan ‘tabung’ audiovisual tersebut sebagai pilihan bermain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com