Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Produk Rumah Tangga ini Terbuat dari Tanaman

Kompas.com - 22/03/2014, 08:14 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis


KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Phobe Wong
KOMPAS.com - Sampah plastik masih menjadi masalah besar untuk kelestarian lingkungan. Sampah plastik ini berbahaya untuk lingkungan karena sulit terurai di dalam tanah. Bahan-bahan kimia yang menyusun kantong plastik ini akan menjadi polutan (bahan yang mencemari lingkungan) dan mengganggu kesuburan tanah.

Ada banyak cara untuk mengurangi sampah plastik sekaligus menjaga lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengurangi penggunaan wadah-wadah berbahan dasar plastik.

Keprihatinan akan maraknya sampah plastik membuat Phoebe Wong menciptakan produk-produk rumah tangga bebas plastik, misalnya botol minum, piring, kantung belanja, dan gelas. Perempuan asal Hong Kong ini menggantikan penggunaan plastik sebagai bahan dasar pembuatan barang keperluan rumah tangga dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, yaitu tanaman.

Teknologi tanaman ini sebagai pengganti plastik ini merupakan teknologi yang dikembangkan di Eropa dan Amerika. Secara singkat, teknologi ini mengubah tanaman menjadi material keras yang memiliki tekstur padat dan keras mirip biji plastik yang disebut Poly Lactic Acid (PLA) untuk diolah menjadi berbagai perlengkapan rumah tangga.

"Semua ini berawal sejak tiga tahun lalu. Sebenarnya saya sudah mengenal teknologi tanaman ini sejak 10 tahun lalu, tapi saat itu teknologinya belum sempurna karena hanya bisa bertahan di suhu dingin saja. Setelah teknologinya disempurnakan, saya meminta ijin untuk memakai teknologi ini dan membuatnya jadi berbagai benda ramah lingkungan," kata Phoebe Wong, Director Eco Concepts, perusahaan yang mengembangkan perlengkapan rumah tangga dari tanaman ini kepada Kompas.com saat pameran Lifestyle Expo in Jakarta 2014, JCC Senayan, Kamis (20/3/2014) lalu.

PLA ini terbuat dari tanaman yang mengandung pati (tepung) di dalamnya. Hanya saja, dari sekian banyak tanaman yang mengandung pati, biji jagung-lah yang menghasilkan tekstur PLA paling konsisten dan kuat seperti plastik. Pati ini akan diolah menjadi resin (senyawa) cair yang berwarna putih transparan. Resin plastik ini selanjutnya diubah lagi menjadi bentuk butiran padat sehingga bisa dibentuk menjadi berbagai produk.

PLA ini akan dibuat menjadi berbagai bentuk benda dengan aneka bentuk dan kegunaan. Ada tas daur ulang, wadah minum berbentuk termos atau kaleng minuman ringan, piring, sendok dan kantong yang mirip kantong plastik belanjaan. Ada juga kantung wadah kotoran hewan peliharaan dan pot tanaman.

"Semua upaya ini tujuannya untuk mengedukasi semua orang bahwa mereka juga berkontribusi menjaga lingkungan. Mengurangi sampah plastik, berarti membantu menjaga lingkungan untuk generasi mendatang, sekaligus menjaga tubuh kita agar lebih sehat," katanya.

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Tumbler yang terbuat dari PLA
Keunggulan PLA
Satu hal yang paling unik dari bahan PLA ini adalah kemampuannya terdegradasi (terurai) di tanah. Setelah produknya rusak dan tak bisa dipakai lagi, produk PLA ini akan terurai menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos ini akan menutrisi tanah dan tanaman di sekitarnya.

"Dalam proses pembuatan bahan bakunya pun juga ramah lingkungan. Dibanding proses pembuatan benda plastik, proses pembuatan PLA ini mengeluarkan sisa emisi karbon 60 persen. Jadi benar-benar ramah lingkungan," ujarnya.

Selain aman untuk lingkungan, kandungan bahan alami dari tanaman ini juga membuat produk PLA ini lebih sehat digunakan. "Kita semua tahu bahayanya plastik untuk tubuh kita, karena ada kandungan BPA (Bisphenol A) di dalamnya. Sedangkan PLA ini aman untuk tubuh karena tak ada residu BPA yang menumpuk dalam tubuh," katanya.

Tak ada perbedaan yang mencolok dari produk PLA dengan produk plastik. Hanya saja, produk PLA memiliki warna transparan yang agak keruh dibandingkan dengan plastik. Produknya pun juga memiliki daya tahan yang cukup lama, yaitu 3-4 tahun tergantung dari pemakaian dan penyimpanannya. Produk ini juga diklaim bisa tahan suhu dingin dan panas sampai suhu 130 derajat celcius di dalam microvawe.

Untuk menggaet pasar anak muda, Phoebe mendesain produknya dengan berbagai desain unik dan warna-warna menarik. "Sebenarnya produk ramah lingkungan sudah banyak. Tetapi yang saya lihat warnanya itu sangat membosankan. Maka saya menghadirkan produk-produk dengan warna yang menarik," jelasnya.

Phoebe menambahkan, ia juga sempat bekerjasama dengan perusahaan ritel Good of Desire (GOD)yang terkenal di Hong Kong untuk menciptakan desain gambar khas GOD di permukaan tumblernya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com