Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/03/2014, 17:39 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis

KOMPAS.com — Tidak ada cara instan dan ekspres dalam membentuk tubuh agar lebih kencang dan ramping. Dibutuhkan waktu dan komitmen untuk menjadikan rutinitas olahraga dan kebiasaan makan sehat menjadi gaya hidup.

Di Indonesia, terutama Jakarta, tempat paling tepat untuk berolahraga adalah di pusat kebugaran atau gym, selain peralatan dan kelas berlatih yang lengkap, kita juga terlindungi dari polusi udara yang kotor dan dapat mengganggu pernapasan. Tak heran bila banyak orang betah berlama-lama berolahraga di dalam gym, entah melakukan kardio, aerobik, yoga, cycling, apa pun olahraga pilihannya, pasti waktu yang kita habiskan dalam gym lebih dari satu jam. 

Sebuah temuan dari Britania Raya berikut ini, kemungkinan besar akan mengubah cara Anda dalam berolahraga agar lebih efektif dan efisien. Tahukah Anda bahwa sebenarnya kunci utama pembakaran lemak adalah dengan menerapkan High Intensity Training (HIT), atau dikenal sebagai pelatihan interval intensitas tinggi yang memerlukan waktu tiga menit saja?

Menurut ilmuwan di universitas Birmingham dan Nottingham, melakukan HIT seminggu sekali jauh lebih efektif dalam membakar lemak dibandingkan jogging 30 menit setiap hari. Ini dikarenakan latihan dengan konsep HIT merupakan bentuk latihan resistansi progresif, yang membuat tubuh bergerak dalam kecepatan tinggi sehingga memicu pelepasan hormon pembakar lemak. Selain itu, juga dapat mengonversi glukosa menjadi energi.

Sesi HIT ini bisa dilakukan saat berolahraga jalan kaki, naik sepeda, dan jogging. "HIT sangat baik untuk meningkatkan penyerapan glukosa ke otot-otot dalam waktu yang sangat singkat," kata Profesor James Timmons, Ketua Penelitian di Birmingham.

"Dengan latihan yang benar-benar intens, Anda melepaskan hormon yang dapat membantu membakar lemak dari waktu ke waktu. HIT juga dapat mengurangi nafsu makan. Sangat berbeda dibandingkan olahraga biasa yang hanya merangsang nafsu makan. Hubungan dan keterkaitan antara olahraga dan nafsu makan adalah dua topik kunci yang diteliti oleh tim kami,” ucap James.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com