Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Sederhana Tumbuhkan Sikap Berani Gagal pada Anak

Kompas.com - 12/04/2014, 13:54 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Kegagalan dialami siapa dan kapan saja serta menimbulkan efek positif atau negatif, termasuk pada anak. Agar kegagalan tak menggerogoti kemauan anak untuk terus berkembang, orangtua perlu jeli memanfaatkan momen tumbuh kembang anak.

Dalam momen tumbuh kembang, yakni saat anak berhasil atau gagal melakukan keterampilan secara mandiri untuk pertama kali, orangtua bisa menumbuhkan sikap positif dalam diri anak. Salah satunya berani menghadapi kegagalan dan mengatasi berbagai emosi negatif yang muncul karenanya. Caranya dengan merayakan momen tumbuh kembang itu termasuk merayakan kegagalan.

Psikolog keluarga, Roslina Verauli, atau akrab dipanggil Vera, mengatakan, tidak hanya dalam hal yang menyenangkan, ada masanya si kecil harus menemui kekecewaan di awal perkembangannya.

Misalnya, ketika anak tidak berhasil memenangkan pertandingan atau permainan. Seringkali, seorang anak belum bisa memahami rasa kecewa, sedih ataupun marah yang ia rasakan. Karenanya, dalam momen ini, orangtua sebaiknya memberikan semangat ataupun pujian terhadap apa yang telah diupayakan si kecil, meski ia tidak berhasil menjadi juara. Semangat atau pujian ini merupakan bentuk sederhana dari sebuah perayaan kegagalan.

Menurut Vera, pemahaman mengenai menang dan kalah sejak usia dini merupakan satu dasar baik untuk membentuk mental anak yang selalu berani mencoba. Selain itu, melalui hal seperti ini ia akan melatih kemampuan empati terhadap orang lain.

“Perayaan atas momen pertumbuhan anak tidak hanya dimaksudkan untuk memperingati hal-hal pertama yang berhasil dilakukannya, akan tetapi untuk memberikan suatu motivasi kepada si kecil untuk berani mencoba lagi hingga ia menguasai kemampuannya dan pada suatu saat ia menguasai kemampuan itu secara sempurna,” kata Vera.

Ia mengatakan, merayakan tahap tumbuh kembang semudah memberi pelukan, pujian, membacakan cerita istimewa hingga membuatkan makanan kesukaan anak diyakini mampu menjadi stimulan yang baik untuk mendorong rasa percaya diri anak dan memperkuat citra diri mereka.

Jika anak mampu melihat dirinya sebagai sosok yang dicintai dan didukung, ia tidak merasa ragu untuk mengulangi kembali hal yang menjadi keberhasilan maupun kegagalan mereka, dengan lebih baik lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com