Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2014, 11:05 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Di balik wajahnya yang menggemaskan dan perilakunya yang terus berkembang memberikan kejutan, ada tujuh hal mengenai bayi yang kerap luput dari perhatian dan terungkap melalui penelitian.

1. Bayi yang menggemaskan belum tentu atraktif saat dewasa
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Infant Behavior & Development mengungkapkan bayi yang menggemaskan belum tentu tumbuh menjadi pribadi yang atraktif saat dewasa. Hal ini terbukti dari riset yang melibatkan 253 mahasiswa. Mereka diminta memberi ranking pada foto seseorang saat masih bayi dan saat dewasa. Hasilnya, meski seseorang saat bayi selalu menarik perhatian, hal tersebut tak selalu terjadi saat ia dewasa.

2. Bayi pintar berbagi
Mungkin Anda kerap memerhatikan balita sering berteriak, "Ini punyaku!". Seberapa pun seringnya mereka mengatakan itu, bayi mulai bisa berbagi saat berusia 15 bulan.

Studi di University of Washington melibatkan 47 bayi untuk diobservasi. Peneliti membagikan susu dan biskuit kapada bayi tersebut. Saat peneliti memberikan lebih banyak makanan kepada bayi tertentu, bayi lainnya memperhatikan.

Tak hanya itu, peneliti juga menemukan bayi yang merasa ada bayi lain tidak mendapatkan mainan, ia akan membagi mainannya tersebut.

3. Bisa "membaca pikiran"
Lagi-lagi studi menemukan hal menarik dari bayi. Studi terkini dari University od Missouri menemukan bahwa umumnya bayi berusia 10 bulan mulai mengikuti jalan pikiran orang lain.

"Bayi, seperti halnya orang dewasa, ketika melihat sesuatu untuk pertama kalinya dan antusias terhadapnya, akan memperhatikan dalam waktu yang lama," kata Yuyan Luo, associate professor psikologi perkembangan.

Bayi mengalami kondisi yang disebut pelanggaran ekspektasi. Dalam penelitian, Luo mengatakan bayi akan menatap sesuatu 5-6 detik lebih lama saat mengetahui adanya perubahan dari apa yang diperhatikannya.

4. Para bayi itu rasis
Para orang tua selalu mengajarkan agar kita harus memandang setiap orang itu setara tanpa membeda-bedakan. Biasanya ajaran ini diberikan kepada anak-anak saat beranjak besar. Padahal, pemahaman ini semestinya diberikan sejak anak masih bayi.

Pasalnya, penelitian di University of Sheffield di Inggris mengungkap bahwa bayi tiga bulan umumnya mulai memilih mengenali wajah seseorang yang sama dengan rasnya.

Namun menurut studi yang sama, jika bayi dibiasakan berhubungan dengan orang dari berbagai ras, kecenderungan ini lebih kecil terjadi.

5. Bayi senang dengan musik berirama cepat
Para peneliti dari Brigham Young University menemukan bahwa bayi berusia lima bulan bisa membedakan irama musik yang cepat dengan yang lambat.

Para bayi tersebut lebih senang dengan musik berirama cepat, ditandai dengan mereka mulai bertepuk tangan saat mendengarkannya.

Uniknya, saat mendengar musik sedih, wajah bayi menjadi datar dan mengalihkan perhatian kepada hal lain. Ketika musik kembali diubah lebih riang, bayi akan mulai memperhatikan dengan memberikan tatapan rasa ingin tahu lebih lama sekitar 3-4 detik.

6. Bayi bisa membedakan orang baik dan jahat
Para peneliti dari Yale mengatakan bayi memiliki kemampuan terkait moralitas sejak usia enam bulan.

Dalam sebuah studi, bayi diperlihatkan pertunjukkan boneka. Ada tiga boneka yang sedang berusaha mendaki bukit. Kadang, boneka kedua membantu boneka pertama untuk menaiki bukit. Lalu ada suatu ketika saat boneka ketiga berusaha menarik jatuh boneka kedua.

Setelah menonton pertunjukkan ini beberapa kali, semua boneka itu diberikan kepada bayi. Para bayi hanya memilih boneka berkarakter baik.

7. Bisa membaca bibir?
Janet werker dari University of Columbia meneliti cara bayi memahami bahasa. Ia menemukan bahwa jika ibunya berbicara dua bahasa, bayi bisa membedakan perbedaan keduanya.

Bayi berusia 4-6 bulan bisa membedakan dua bahasa secara visual saat menyaksikan video tanpa suara yang memperlihatkan seseorang bicara dua bahasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com