Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Hebat Fokus Memaksimalkan Kekuatan, Bukan Memperbaiki Kelemahan

Kompas.com - 17/04/2014, 16:32 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com — Pelajaran utama yang bisa didapatkan dari kesuksesan karier co-founder Apple Computer, Steve Jobs, adalah ia memiliki beberapa kekuatan luar biasa yang ia maksimalkan. Kekuatan ini begitu dahsyat sehingga menutupi kelemahannya.

Bagaimana hal ini berlaku untuk jutaan orang di dunia yang menempati posisi pemimpin? Bekerjalah mengembangkan kekuatan Anda, dan jangan condong mengembangkan sesuatu yang sebenarnya Anda tidak bisa lakukan dengan baik.

Pengalaman dan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemimpin, ketika diminta untuk membuat rencana pengembangan, mereka segera mencari tahu kesalahan dan kegagalan, lalu mulai dari sana.

Asumsi yang mendasari adalah bahwa "kekuatan yang saya miliki akan berkembang dengan sendirinya. Cara untuk menjadi lebih baik adalah memperbaiki kelemahan saya.

Namun, penelitian Zenger Folkman mengungkapkan dengan jelas. Para pemimpin yang paling efektif bukan yang tanpa kekurangan, atau mereka berada di atas rata-rata di hampir setiap kompetensi kepemimpinan. Tidak satu pun dari kedua hal tersebut yang bisa menyebabkan seseorang untuk menjadi seorang pemimpin besar. Anda harus memiliki tiga sampai lima kompetensi yang di mana Anda merasa unggul.

Cara Steve Jobs
Jobs memiliki passion besar untuk product excellence. Dia bersikeras pada desain yang elegan dan kesederhanaan. Tidak seperti CEO lainnya, ia menjadi sangat asyik dalam hal detail, terutama ketika berkenaan dengan sebuah produk dan bagaimana produk tersebut dipasarkan. Dia menetapkan target yang sangat tinggi untuk hardware dan software dan mendorong orang untuk mencapai lebih dari yang mereka impikan.

Kekuatan ini menutupi ketidaksempurnaannya. Ya, dia bisa kasar, tidak masuk akal, plinplan, dan sombong. Ia mengambil keuntungan dari ide-ide orang lain. Daftar perilaku buruknya hampir tidak ada habisnya. Jika ia tidak memiliki kekuatan yang luar biasa, perilaku buruk tersebut menjadi penghalang pada awal-awal kariernya. Namun, yang terjadi adalah kekuatannya menutupi kelemahan.

Penelitian Zenger Folkman menunjukkan, jumlah pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa sekaligus kekurangan fatal hanya sekitar satu persen.

Oleh sebab itu, penting dipahami bahwa pemimpin dengan perilaku negatif yang serius sangat bisa mengurangi kesempatannya menjadi pemimpin hebat. Meski begitu, jika seorang pemimpin hanya menghapus perilaku negatif tanpa mengembangkan kekuatan, ia menempatkan dirinya ke posisi nol.

Karena itu, para pemimpin semestinya mengidentifikasi kekuatan khas yang dimilikinya. Temukan cara untuk melipatgandakan kekuatan itu. Memimpinlah dengan kekuatan itu yang akan membuat Anda menjadi seorang pemimpin yang benar-benar luar biasa. Selain itu, lakukan yang terbaik untuk meminimalisasi perilaku negatif.

Sumber: Zenger Folkman – BusinessGrowth (Training & Talent Development Expert)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com