Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajinan Indonesia Laku di Amerika, Bisa Penuhi Selera Dunia

Kompas.com - 22/04/2014, 14:57 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com — Indonesia punya banyak jenis kerajinan tangan yang layak masuk pasar internasional, mulai dari tekstil, kayu, logam, hingga serat. Selera warga dunia juga tak sama antara satu negara dan negara lainnya. Bagaimana kerajinan tangan dari Indonesia bisa memenuhi selera yang tepat di sejumlah negara, hal ini menjadi tantangan bagi perajin Indonesia.

Okke Hatta Rajasa, Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), mengatakan, semua kerajinan tangan Indonesia punya potensi besar dan bisa memenuhi perbedaan selera pasar internasional.

"Semuanya punya potensi yang sama. Akan tetapi, siapa yang mau beli? Ini pertanyaannya. Banyak pameran di beberapa negara dan selera mereka tidak selalu sama. Selera Eropa akan berbeda dengan Hongkong atau China. Kejelian mengolah karya sesuai selera pasar dunia, ini tantangannya bagi kita," kata Okke di sela peluncuran World Crafts Council (WCC) Award of Excellence for Handicrafts di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Karenanya, kata Okke, melalui WCC Award (kelanjutan dari UNESCO Award), Dekranas menjemput bola kepada perajin di berbagai daerah. Selain menyebarluaskan informasi mengenai WCC Award dan kriterianya agar lolos kurasi tingkat internasional, Dekranas melalui Dekranas daerah mengedukasi perajin mengenai selera pasar internasional ini. Selain mendorong perajin untuk meningkatkan sekaligus mengukur kualitas kerajinannya.

Laku di Amerika
Perajin yang nantinya berhasil memenangkan WCC Award mendapatkan pengakuan dunia mengenai kualitas kerajinannya. Pengakuan ini akan memudahkan perajin dalam memasarkan produknya pada berbagai pameran internasional.

Selain akan difasilitasi mengikuti pameran internasional, pemenang WCC Award juga berpotensi menembus pasar paling besar dari kerajinan Indonesia, yakni Amerika Serikat.

Kerajinan Indonesia paling banyak pembelinya di Amerika Serikat, selain beberapa negara lain, termasuk Hongkong.

"Paling banyak Amerika. Kalau yang paling cepat perkembangannya, Hongkong," kata Bianca A Lutfi, Ketua Bidang Pameran dan Kerja Sama Luar Negeri Dekranas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com