Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2014, 17:57 WIB
Wardah Fajri

Penulis


KOMPAS.com - Menjalani peran baru sebagai orangtua membawa banyak pengalaman dan pembelajaran berharga. Tak hanya penuh tantangan dan menyenangkan, namun ada masanya para orangtua merasakan pergulatan emosi. Jadi, jangan heran kalau Anda merasakan beberapa perasaan berikut ini karena memang seperti itulah tahapan yang mau tak mau dilalui para orangtua.

1. Shock dan penyangkalan
Anda akan terkejut dan tak menyangka bahkan menyangkal perilaku anak. Ada kalanya anak berperilaku di luar dugaan atau bahkan harapan Anda. Misalnya, saat Anda bertanya baik-baik aktivitas si kecil, ia justru menatap Anda tanpa berkata apa-apa seolah tak ingin orangtuanya ikut campur terhadap apa pun yang dilakukannya. Anda seolah tak percaya lalu bertanya kembali, dan anak tetap memberikan respons yang sama. Anda kemudian berkilah dengan berpikir mungkin si kecil tidak mendengar apa yang Anda katakan. Padahal, anak tengah melakukan penyangkalan bahwa faktanya si kecil mengabaikan Anda, orangtuanya.

2. Kecewa dan menyesal
Contoh anak yang tidak mendengarkan apa kata orangtuanya tadi kemudian menimbulkan rasa kecewa dalam diri orangtua. Kemudian si orangtua pun menyadari bahwa perbuatan anak tersebut tak lepas dari perilaku orangtua. Ada perbuatan tertentu yang orangtua lakukan sehingga anak bersikap demikian. Yang muncul kemudian adalah orangtua merasa menyesal.

3. Marah dan bernegosiasi
Ada kalanya orangtua berada dalam situasi tak menyenangkan bersama anak. Kemudian orangtua terpancing emosinya dan mulai marah serta mengekspesikan kemarahan kepada anak dengan cara tak menyenangkan. Anak bisa merespons dengan menangis atau ikut marah-marah. Kalau sudah begini, orangtua menyesali perbuatannya dan mulai bernegosiasi. Biasanya orangtua meminta maaf dan mulai bernegosiasi agar anak berhenti menangis, dengan memberikan sesuatu yang diinginkan anak misalnya.

4. Depresi, refleksi, dan kesendirian
Bagaimana orangtua menangani berbagai situasi yang terjadi selama pengasuhan dipengaruhi oleh pola asuh yang diterapkan. Ada kalanya orangtua merasa sedih bahkan depresi karena mengatasi situasi dengan cara keliru akibat pola asuh yang kurang tepat. Saat menjadi orangtua, Anda akan merasakan seperti apa rasanya kesedihan semacam ini. Apalagi saat sedang sendiri, saat tidak bersama anak, ketika anak tidur atau ke sekolah, Anda akan menyadari betapa menyesalnya Anda melakukan sesuatu yang tidak tepat untuk anak. Anda pun menyesalinya karena tanpa Anda sadari, suatu saat, anak yang Anda besarkan akan meninggalkan Anda, dengan kehidupannya sendiri sebagai manusia dewasa.

5. Masa membahagiakan
Apa yang pernah Anda lakukan terhadap anak-anak, Anda sesali sebagai cara yang keliru dan Anda takkan pernah mau mengulanginya lagi. Menyadari bahwa yang Anda lakukan kurang tepat, Anda kemudian memaksimalkan energi untuk membangun hubungan baik dengan anak di masa mendatang. Hubungan orangtua dan anak pun berkembang lebih positif. Anda dan keluarga kembali menjadi keluarga utuh yang selalu berkumpul dalam suasana menyenangkan, liburan keluarga penuh tawa dan pelukan misalnya.

6. Semakin kompak
Tak ada yang lebih membahagiakan menjadi orangtua dengan anak-anak yang bahagia dan senang berkumpul bersama keluarganya. Sebagai orangtua, nanti Anda akan menjalani masa-masa ini, masa di mana Anda akan berusaha mempertahankan kebahagiaan ini. Hubungan dengan anak pun terus harmonis dan semakin kompak.

7. Penerimaan dan harapan
Hubungan harmonis yang sudah terbangun bisa saja berubah seketika menjadi berantakan. Orangtua dan anak sama-sama menyadari perubahan ini. Orangtua mulai merasa shock dan menyangkal lagi, sementara anak terkesan kembali lagi kepada perilaku lamanya. Kalau sudah begini adalah tugas orangtua untuk mulai lagi membangun keharmonisan dari tahap awal. Dimulai dari munculnya perasaan shock dan penyangkalan. Namun sebelum itu terjadi, pada tahap ini, orangtua perlu bersikap menerima penuh dan memupuk harapan setinggi-tingginya, bahwa hubungan orangtua anak akan kembali harmonis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com