Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2014, 10:09 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Kue kering menjadi salah satu pilihan bisnis musiman jelang Lebaran. Sudah menjadi tradisi keluarga Indonesia untuk menyajikan kue kering sebagai hidangan Lebaran atau kue kering sebagai hantaran saat bersilaturahim.

Pilihan kue kering untuk Lebaran yang menjadi favorit keluarga antara lain nastar, kastengel, putri salju, kue sagu, kue lidah kucing, dan lainnya.

Peluang bisnis kue kering jelang Lebaran inilah yang juga dilirik Yeffi Rahmawati. Perempuan yang akrab disapa Evi ini adalah pemilik usaha kue kering dengan label Evita Cakes.

Berawal dari hobi membuat kue dan parcel menjelang Lebaran ketika masih kuliah, Evi berhasil mengelola bisnis kue kering rumahan bercita rasa kelas atas selama bertahun-tahun.

Hingga kini, jelang Lebaran, Evi mulai menyiapkan barang dagangan yang dijualnya dari mulut ke mulut, memenuhi permintaan teman, kerabat, tetangga juga keluarga. Kue kering kreasinya memang hanya dibuat berdasarkan pemesanan.

“Ramadhan bulan berkah, usaha apapun di bulan puasa dan jelang lebaran bisa menghasilkan keuntungan luar biasa, terutama usaha kue kering. Dari tahun ke tahun saya melihat usaha ini semakin potensial, apalagi banyak orang yang tidak ingin repot membuatnya, solusinya adalah mereka mencari penjual kue kering,” kata Evi.

Kue kering yang dijualnya seperti nastar, putri salju, kue kacang, kastangel, kacang mede pedas manis asam jawa, dan cheese stick menjadi andalannya selain kue kering lainnya. Namun dari semuanya yang paling banyak mendapat pesanan, yakni kue kacang dan cheese stick.

Meski jenisnya sama dengan kebanyakan kue kering di pasaran, ada yang beda dengan kue kering Evita Cakes. Selain harganya lebih murah untuk ukuran setengah kilogram, Evi juga tak perhitungan dalam menggunakan bahan makanan untuk membuat kue kering. Alhasil, kue kering buatannya lebih kaya rasa meski dijual lebih murah. Selain itu, ia juga membuat kue kering menyesuaikan permintaan. Harga pun bisa disesuaikan mulai Rp 37.500 hingga Rp 150.00 per toples mika.

“Untuk jenis cheese stick, karena banyak permintaan yang tidak ingin pakai kemasan, saya jual dengan menggunakan kantong plastik kemasan ukuran ¼ kg dan 1 kg. Harga perkilo Rp 140.000,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com