Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2014, 10:20 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Peluang bisnis kue kering jelang Lebaran telah dilirik Yeffi Rahmawati sejak masih lajang semasa kuliah. Tingginya permintaan kue kering buatannya membuat ibu satu anak remaja ini masih menjalankan bisnis rumahan membuat kue kering di bulan Ramadhan mendekati Lebaran.

Perempuan yang akrab disapa Evi ini adalah pemilik usaha kue kering dengan label Evita Cakes. Dari beragam kue kering yang dibuatnya, kue kacang dan cheese stick menjadi favorit pelanggan setianya.

“Bisnis kue saya jalani sejak usia 22 tahun. Awalnya saya hanya menjual brownies, cake tape, dan banana cake,  lalu berkembang ke kue kering. Ini bisnis musiman hanya setahun sekali. Awalnya hanya teman-teman kuliah saja yang beli lalu lanjut jual di kantor, saudara, dan tetangga,” katanya.

Nama Evita menurutnya diambil dari gabungan nama panggilan Evi dan suaminya Tata. Menurut Evi, saat ini kue kering produksinya kini laris manis diminati masyarakat luas. Tidak hanya dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, kue keringnya merambah hingga ke Malaysia.

Saking banyaknya pesanan, ia harus meminta bantuan pekerja untuk bisa memenuhi permintaan konsumen. Saat ini, usaha rumahan milik Evi ini ikut dibantu sedikitnya 20 pegawai.

“Semenjak ada internet (media sosial) order kue terus bertambah, Alhamdulillah mereka yang biasa sudah pesan menjadi pelanggan setia setiap tahunnya bahkan bertambah karena merekomendasikan kue-kue saya kepada yang lainnya,” ujarnya.

Pertahankan kualitas
Evi mengatakan, mempertahankan kualitas produk menjadi penting dalam menjalankan bisnis musiman kue Lebaran ini. Yang juga harus dipikirkan adalah kemasan produk yang menarik untuk menguatkan minat pada konsumen pada produk yang kita produksi. Karena biasanya hal pertama yang dilihat konsumen adalah tampilan luar atau kemasan produknya.

“Walaupun permintaan akan kue kering sangatlah tinggi, namun sebagai pelaku usaha sebaiknya harus tetap memperhatikan kualitas produk kue kering yang diproduksi. Jika ingin menggunakan bahan tambahan seperti bahan pengawet, bahan pewarna serta bahan pemanis pilihlah bahan yang khusus untuk makanan,” tutur Evi.

Sedangkan untuk pemilihan bahan baku, gunakan bahan–bahan yang berkualitas, dan jangan lupa perhatikan masa kadaluarsa bahan baku yang akan digunakan. Sehingga kue kering yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan kesehatan para konsumen.

“Kalau kue kering saya kebetulan tidak pakai pengawet karena masih fresh, dan kue kering biasanya kalau tidak tanpa pengawet bisa bertahan hingga enam bulan,” kata Evi.

Sementara untuk meningkatkan daya tarik kue kering buatannya, Evi berkreasi dengan kemasan.

“Untuk mempercantik penampilan kue kering yang akan di pasarkan, dapat menggunakan berbagai macam bentuk toples kedap udara atau bisa juga menggunakan toples mika yang ditutup rapat dengan plester transparan. Untuk menambah nilai jual, tinggal menambahkan hiasan ataupun mencantumkan merek kue kering pada kemasan,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com