Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Risiko Menjalani Operasi Memancungkan Hidung?

Kompas.com - 01/10/2014, 12:00 WIB

KOMPAS.com - “Beauty is pain” atau “Beauty is expensive” kerap mengiringi perkembangan teknologi estetika di dunia, khususnya di Indonesia. Tanpa bermaksud bersikap diskriminatif, masyarakat Asia dianggap sebagai konsumen terbesar industri operasi bedah plastik, terutama area hidung karena bentuk hidung yang cenderung tidak proporsional.

Tak heran, ragam pilihan operasi bedah plastik menjamur di Indonesia. Ada yang menempuh jalur rhinoplasty, adapula yang memilih suntikan dermal filler sebagai terobosan baru prosedur operasi kecantikan.

Apakah semua operasi atau perawatan tersebut aman? Jawabannya, tentu aman jika dilakukan sesuai ketentuan prosedur medis yang berlaku. Namun, komplikasi bisa juga terjadi terutama saat proses penyuntikkan dermal filler hidung dalam tingkatan ringan maupun serius.

"Umumnya komplikasi ketika dermal filler menyebabkan lebam atau kebiruan karena dokter menusuk pembuluh darah karena menyuntikkan filler menggunakan jarum tangan," jelas Dr. Fitra Dien Shefrianti dari Impressions Aesthetic Clinic.

Komplikasi lainnya bisa juga menyebabkan Nekrosis, yakni suatu kerusakan jaringan yang terjadi karena filler masuk ke pembuluh darah dan menyumbat pembuluh darah, atau karena filler yang disuntikkan terlalu banyak di ujung hidung sehingga menekan pembuluh darah di ujung hidung (end artery) dan menyebabkan suplai darah tidak sampai ke jaringan dan menimbulkan kerusakan jaringan.

Hal ini merupakan komplikasi filler terburuk yang  jarang terjadi, bila dokter menggunakan jarum tajam. Untuk menghindari komplikasi ini, klinik atau dokter kecantikan berkualitas pasti menggunakan jarum tumpul yang lentur (cannula).

Kelebihan Cannula sendiri jika membentur pembuluh darah akan membelok dengan sendirinya sehingga tidak mencederai pembuluh darah dan tidak merusak jaringan apa pun di wajah, proses pemancungan hidung pun menjadi lebih aman dibanding teknik menggunakan jarum tajam yang dilakukan di klinik-klinik lain pada umumnya. (Ridho Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com