Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Mengungkap bahwa 50 Persen Ayah Pura-pura Tidur Saat Bayi Menangis

Kompas.com - 17/10/2014, 19:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

Sumber Dailymail
KOMPAS.com — Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari separuh ayah, sebanyak 56 persen, berpura-pura tidur ketika bayi mereka menangis pada tengah malam. Tujuannya ialah demi memenuhi waktu tidur sebanyak delapan jam.

Para ayah mengaku dengan jujur bahwa mereka tetap terbaring dengan mata tertutup meskipun sebenarnya mereka terbangun karena tangisan bayi mereka. Penelitian yang dilakukan terhadap 2.000 orangtua ini menguak, sebanyak 56 persen ayah berpura-pura tidur saat anaknya menangis pada tengah malam dan 44 persen lainnya mengatakan bahwa mereka mengandalkan pasangannya untuk bangun dan menimang bayi mereka.  

Situasi tersebut disebabkan banyak ayah yang percaya bahwa sekalipun mereka terjaga, itu tak terlalu berpengaruh. Sebab, satu di antara lima ayah mengungkapkan bahwa anak mereka menangis hanya untuk ibu mereka, dan satu di antara sepuluh ayah percaya bahwa pasangan mereka lebih piawai dalam menghadapi situasi anak yang terbangun pada malam hari.

Fakta lainnya, satu di antara lima ayah ternyata menghindari memberi makan anak pada tengah malam, menghadapi anak yang bermasalah dengan mimpi buruk, dan masalah gigi, serta anak yang mengompol. Alasan yang diutarakan para ayah ini terbilang beragam. Beberapa di antaranya ialah harus bekerja esok harinya, bukan giliran mereka menjaga anak, terlalu lelah, dan ada pula yang mengatakan tak mau diganggu saat tidur.

Ternyata, kasus para ayah yang pura-pura tidur ini berhasil mengelabui para ibu. Ini terbukti dari penelitian yang menemukan sebanyak 47 persen ayah tanpa malu-malu mengakui "strateginya" ini berhasil karena akhirnya sang istri yang selalu bangun. Hanya 14 persen ayah yang mengatakan bahwa taktik ini tidak mempan. Sebab, mereka tidak tega kepada sang istri dan akhirnya memilih bangun untuk menggendong atau menidurkan anak kembali.

Emma Kenny, psikologis anak dan juru bicara untuk DryNites, mengatakan bahwa bayi terbangun pada tengah malam sudah jadi masalah umum yang menyebabkan orangtua bertengkar.

''Memutuskan siapa yang harus bangun pada tengah malam sering kali jadi penyebab argumenatsi dari orangtua. Dari bayi mereka lahir sampai usia prasekolah biasanya orangtua paling sering menghadapi masalah mimpi buruk dan anak yang mengompol,'' ujarnya.

Kenny mengatakan, penting sekali bagi orangtua untuk berbagi tugas dan tanggung jawab merawat anak di tengah malam. Untuk mengatasi masalah anak terbangun di tengah malam, Kenny menyarankan orangtua untuk sadar dan peduli dengan kenyamanan anak saat sedang tertidur. Sebab, seperti kita ketahui, bayi yang tertidur nyaman berarti orangtua pun bakal terlelap dengan nyaman pula.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com